kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini tanggapan Bank Indonesia terkait asesmen IMF atas perekonomian Indonesia 2017


Rabu, 07 Februari 2018 / 14:48 WIB
Ini tanggapan Bank Indonesia terkait asesmen IMF atas perekonomian Indonesia 2017
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia menyambut baik hasil asesmen Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2017 yang menilai perekonomian Indonesia terus menunjukkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, sekaligus kondisi makroekonomi yang terjaga sehingga risiko sistemik dapat terkendali. Pandangan IMF tersebut sudah sejalan dengan hasil asesmen Bank Indonesia terhadap perekonomian Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo, hari ini (07/02), di Jakarta, menanggapi hasil asesmen IMF yang dimuat dalam Laporan Konsultasi Artikel IV untuk Indonesia 2017, atau Indonesia: 2017 Article IV Consultation, yang telah dibahas dalam pertemuan Dewan Direktur (Executive Board) IMF di Washington D.C. pada 10 Januari 2018.

IMF dalam asesmennya terhadap Indonesia menyatakan, bahwa saat ini Indonesia berada pada posisi yang baik dalam mengatasi berbagai tantangan socio-economy. Lebih lanjut, IMF memperkirakan bahwa dengan skenario reformasi fiskal dan reformasi lainnya pertumbuhan potensial Indonesia dapat mencapai 6,5% di jangka menengah (2022).

Para Direktur Eksekutif IMF dalam pertemuan tersebut memuji perekonomian Indonesia dan menyambut baik fokus bauran kebijakan jangka pendek otoritas yang ditujukan untuk mendukung pertumbuhan sekaligus menjaga stabilitas. Dewan Direktur juga memandang positif upaya otoritas yang memfokuskan pengeluaran publik ke sektor-sektor prioritas dan menyambut baik kemajuan investasi infrastruktur di Indonesia.

Para Direktur Eksekutif IMF juga menekankan bahwa tahapan reformasi fiskal-struktural yang baik harus menjadi prioritas sehingga bisa dilakukan mobilisasi penghasilan negara untuk mendukung kebutuhan pembiayaan pembangunan lainnya. Ke depan, Dewan Direktur IMF memandang outlook perekonomian Indonesia positif namun menekankan perlunya tetap waspada terhadap berbagai risiko.

Pandangan IMF tersebut sejalan dengan hasil asesmen Bank Indonesia yang meyakini bahwa resiliensi perekonomian Indonesia semakin membaik. Inflasi selama 2017 berada pada level yang rendah sebesar 3,61% (yoy) sehingga dalam tiga tahun terakhir secara konsisten inflasi berhasil dikendalikan dalam kisaran sasaran. Inflasi yang terjaga pada level yang rendah dan stabil tersebut memberikan suasana yang kondusif bagi upaya penguatan momentum pemulihan ekonomi domestik.

Pertumbuhan ekonomi 2017 mencapai 5,07% ditopang oleh perbaikan investasi infrastruktur oleh pemerintah dan peran investasi swasta. Selain itu, membaiknya resiliensi ditandai oleh neraca transaksi berjalan yang sehat dan aliran masuk modal asing yang tinggi, serta nilai tukar rupiah yang stabil.
 
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir 2017 mencapai rekor tertinggi dalam sejarah, yaitu sebesar 130,2 miliar dolar AS. Sejalan dengan hal itu, stabilitas sistem keuangan selama 2017 juga tetap terjaga.

Ke depan, pertumbuhan ekonomi di 2018 diperkirakan meningkat pada kisaran 5,1-5,5% dengan inflasi diproyeksikan berada pada kisaran 3,5±1%. Defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap terkendali pada kisaran 2-2,5% dari PDB, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi domestik.

Bank Indonesia memandang bahwa pencapaian positif tersebut tidak terlepas dari hasil sinergi kebijakan yang telah berjalan baik selama ini. Di sektor fiskal, Pemerintah telah menjalankan reformasi perpajakan dan meningkatkan kualitas pengeluaran anggaran terutama untuk proyek infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

Di sektor riil, Pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki iklim investasi dan merevisi ketentuan terkait investasi infrastruktur guna mendorong percepatan pembangunan proyek-proyek infrastruktur.

Sementara itu, Bank Indonesia senantiasa mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

 “Kebijakan makroekonomi yang ditempuh secara konsisten dan terukur oleh pemerintah dan Bank Indonesia menjadi faktor penopang utama membaiknya kinerja perekonomian nasional," kata Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo.

Bank Indonesia memandang bahwa terdapat peluang untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih kuat dan berkelanjutan melalui penguatan implementasi reformasi struktural. Oleh karena itu, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mendukung upaya pemerintah untuk melaksanakan reformasi struktural yang menyeluruh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×