kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini kata ekonom soal keberlanjutan bansos tunai


Senin, 05 April 2021 / 06:02 WIB
Ini kata ekonom soal keberlanjutan bansos tunai
ILUSTRASI. Bansos tunai


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menyebut, melihat indikator inflasi bulan maret 2021 masih pada posisi rendah atau 0,08% maka sisi permintaan ada baiknya tetap dibantu. Hal tersebut merespon dari adanya rencana Bantuan Sosial Tunai (BST) yang tidak diperpanjang.

"Bansos tunai masih dibutuhkan untuk menopang daya beli masyarakat yang rendah," jelasnya saat dihubungi Kontan.co.id pada Minggu (4/4).

BST juga memiliki efektifitas lebih dibanding jenis bantuan lain. Dimana Bhima menyebut masyarakat penerima BST akan langsung membelanjakan bansos yang didapat. Artinya dapat membantu meningkatkan daya beli di masyarakat.

Baca Juga: Ada 17,4 juta orang dapat bansos, cek data penerima di situs dtks.kemensos.go.id

"Jika pemerintah menghentikan BST terlalu dini, sementara ekonomi belum kembali ke level 5% atau pre pandemi dikhawatirkan angka kemiskinan akan meningkat tajam," ungkapnya.

Selain itu, BST juga diperlukan untuk menopang 40% kelompok pengeluaran terbawah. Adapun kelompok ini Bhima mengungkap, semakin sulit mendapatkan pekerjaan di tengah belum pulihnya lapangan kerja baik formal maupun informal.

Jika BST dihentikan maka dikhawatikan malah dapat menurunkan sisi permintaan di masyarakat. Terutama dari mereka yang sebelumnya sebagai penerima BST. "Betul, karena sekarang masih butuh suport bantuan tunai," jelasnya.

Ekonom dan Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, jika bansos tunai dihentikan kemungkinan dampaknya dinilai akan minimal. Selain itu Piter juga menilai pemerintah pasti akan meluncurkan bansos lainnya.

"Menurut saya dampaknya akan minimal sekali, karena pada prinsipnya bansos ada yang dihentikan tetapi disisi lainnya ada bansos yang lain yang baru," kata Piter.

Pemerintah sudah semestinya memang terus melakukan evaluasi terhadap program bansos dengan tujuan meningkatkan penyerapan dan lebih tepat sasaran. Selama pemerintah tidak menghentikan seluruh bansos Piter menilai tidak menjadi masalah.

"Jadi ngga ada masalah dengan penghentian tersebut. Bansos kan sifatnya bantuan kepada masyarakat yang terdampak, selama pemerintah tidak menghentikan seluruh bansos Saya kira tidak masalah," jelasnya.

Baca Juga: Kartu Prakerja gelombang 17 akan dibuka bila terjadi kondisi ini

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Agung Pambudi mengatakan, bansos tentunya sangat membantu bagi daya beli masyarakat terlebih dalam kondisi saat ini. Meskipun saat ini sudah perlahan membaik namun Agung menilai belum kembali seperti semula.

Oleh karenanya, bansos dinilai masih diperlukan bagi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Namun yang perlu menjadi perhatian ialah bagaimana kondisi fiskal pemerintah saat ini, apakah masih memadai untuk memperpanjang bansos.

"Bansos, tentu masih dibutuhkan, namun sepenuhnya tergantung fiskal pemerintah apakah memadai untuk terus memberikannya," kata Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×