kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,55   -16,97   -1.81%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom prediksi inflasi Januari bakal lebih rendah dari Desember


Selasa, 16 Januari 2018 / 15:38 WIB
Ekonom prediksi inflasi Januari bakal lebih rendah dari Desember
ILUSTRASI. Inflasi 2017 capai 3,61%


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi pada bulan Januari 2018 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan inflasi Desember 2017 yang sebesar 0,71% month to month (mtm) ataupun dari Januari 2017 yang sebesar 0,97% (mtm).

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, inflasi pada Januari bakal sekitar 0,6%-0,7% mom atau 3,23%-3,33% year on year (yoy). Sebab, inflasi administered prices (harga yang dikendalikan oleh pemerintah) yang menjadi pendorong inflasi bulan Desember diperkirakan akan menurun seiring dengan normalnya kembali tarif transportasi udara yang sempat meningkat seiring libur Natal dan Tahun Baru.

Hal ini mempertimbangkan pergerakan harga komoditas pangan seperti beras yang cenderung meningkat sejak akhir bulan Desember yang lalu.

“Pada pertengahan bulan Januari ini harga beras medium naik sekitar 3%-3,5% mom. Kenaikan harga beras terutama beras medium diakibatkan oleh kurangnya pasokan beras medium di pasar,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (16/1).

Namun demikian, untuk meredam kenaikan harga beras tersebut, pemerintah telah berupaya meningkatkan stok beras nasional dengan memperluas operasi pasar pedagang beras di pasar tradisional diwajibkan menjual beras medium dari Bulog.

Adapun pemerintah melakukan impor beras sebesar 500.000 ton dalam rangka mengisi cadangan beras maupun stabilisasi harga.

“Selain beras, kenaikan harga komoditas lainnya seperti cabai merah, cabai rawit dan daging ayam diperkirakan akan menjadi pendorong inflasi,” kata Josua.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira memperkirakan, inflasi bulan Januari juga akan lebih rendah dari Desember, yakni di kisaran 0,5-0,6% secara bulanan. Hal ini juga mempertimbangkan faktor kenaikan harga kebutuhan pokok khususnya beras. “Jika rencana impor dilakukan harga bisa turun, tapi sifatnya sementara dan kurang signifikan,” ucapnya.

Namun demikian, belum ada hitungan terkait dampak impor beras terhadap stabilitas harga pangan ini. Secara kasar, menurut Bhima, impor akan turunkan inflasi sekitar 0,05-0,01% (inflasi bulanan).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×