Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Meski neraca perdagangan sudah beberapa kali surplus, hal itu tidak menjadi jaminan ekonomi Indonesia sudah lepas dari permasalahan defisit neraca transaksi berjalan alias current account deficit.
Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) Agustinus Prasetyantoko mengatakan, meskipun dalam tiga bulan terakhir neraca perdagangan surplus, current account deficit masih cukup lebar.
Oleh karenanya, Prasetyantoko bilang, pemerintah tidak bisa melepaskan isu curent account deficit pada tahun ini. "Saya pikir pemerintah harus secara simultan memperhatikan current account deficit dan capital account," ujar Prasetyanyoko, Kamis (30/1) di Jakarta.
Padahal, sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, dirinya optimistis denganneracaperdagangan yang selalu surplus menandakan masalah current account deficit bukan menjadi isu utama lagi. Seperti diketahui, selama tahun 2013 salah satu permasalahan fiskal Indonesia adalah defisit neraca transaksi berjalan.
Namun, pada tahun 2013 isunya sudah bergeser ke capital account. Menurut Prasetyantoko, hal itu diungkapkan Chatib supaya investor lebih melihat ekonomi Indonesia lebih positif. Karena, kalau current account terus diekspose akan menjadi sentimen negatif bagi pasar.
Bila pasar melihat masalah current account sudah tuntas, harapannya investor semakin melirik untuk berinvestasi. Dengan begitu, capital inflow akan tinggi dari sisi Foreign Direct Investment (FDI) alias investasi langsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News