Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Suku bunga negatif yang diterapkan di Eropa dan Jepang membawa keuntungan bagi Indonesia melalui masuknya arus modal asing (capital inflow). Meski demikian, banyaknya inflow yang masuk tidak selalu baik.
Ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri mengatakan, selama ini uang panas atau hot money mencari imbal hasil yang lebih.
Karena itu, uang panas yang masuk ke Indonesia berpotensi berbalik pergi (sudden reversal) jika Eropa dan Jepang kembali melakukan normalisasi kebijakan moneternya.
Menurut Chatib, langkah BI memangkas bunga acuan (BI rate) saat ini membantu menahan derasnya hot money. Tapi, menurut dia, pemerintah masih perlu menyusun strategi untuk mencegah sudden reversal di masa mendatang.
Chatib mengatakan, pemerintah bisa mengenakan pajak transaksi finansial alias Tobin Tax, khusus untuk transaksi pembelian portofolio saham. Mekanisme yang lebih sederhana, pemerintah bisa mengambil fee dari pembelian saham tersebut.
"Jadi kalau orang beli saham jangka pendek fee-nya lebih mahal daripada kalau dia beli saham jangka panjang," kata Chatib, Rabu (22/3). Pengenaan fee bisa dijadikan alternatif bagi pemerintah jika Toban Tax terbentur Undang-Undang.
Tak hanya itu, pemerintah juga bisa meningkatkan investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) yang berorientasi ekspor. Chatib mengatakan, selama ini investasi asing tersebut cenderung menghasilkan rupiah lantaran masuk ke sektor-sektor domestik.
Padahal, investor tersebut juga harus membayarkan dividen-nya ke luar negeri dalam mata uang asing. Hal tersebut berdampak terhadap neraca pembayaran Indonesia (NPI).
"Jadi karena pelajaran dari situ. Kita harus usahakan supaya sektornya naturally hedged. Jadi kalo uangnya dateng dari luar negeri dalam dollar, dia harus masuk ke sektor yang nanti menghasilkan dalam dollar lagi. Apa? Itu ekspor," tambahnya.
Menurutnya, pemerintah bisa memberikan insentif yang lebih besar terhadap FDI yang berorientasi ekspor tersebut. Beberapa sektor usaha yang berorientasi ekspor yang bisa dikembangkan Indonesia yaitu manufaktur dan telekomunkasi. Dengan masuknya FDI yang berorientasi ekspor tersebut, NPI nantinya juga lebih mudah dikembalikan.
Deputi Direktur Bank Pembangunan Asia atau Asia Development Bank (ADB) untuk Filipina Edimon Ginting mengatakan, Indonesia memang membutuhkan modal asing yang lebih tahan dalam jangka panjang. Edimon berpendapat, kebijakan tersebut tepat diterapkan Indonesia, apalagi risiko dari kondisi global saat ini masih tinggi.
Apa itu Tobin Tax?
Tobin Tax telah digaungkan sejak tahun 1972 oleh Ekonom Amerika Serikat James Tobin. Prinsip asal yang dia kemukakan adalah mengenakan pajak atas semua pembayaran transaksi kurs. Tujuannya, membendung pergerakan masif sejumlah dana ke valuta lain.
Saat ini, ide Tobin Tax telah berkembang untuk mengkover pajak untuk transaksi saham, obligasi, dan valuta.
China juga mempelajari Tobin Tax sebagai alat untuk membendung arus dana asing keluar. Seperti dikabarkan CNBC, Rabu (23/3) pajak ini akan diterapkan untuk transaksi mata uang jangka pendek, untuk mengurangi spekulasi di pasar valuta.
"Kami akan melanjutkan mengembangkan alat untuk membendung dana asing keluar, termasuk Tobin Tax," kata Wang Yungui, Head of the Policy and regulation department di State Administration of Foreign Exchange (SAFE) China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News