kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: The Fed naik, biaya pinjaman bisa naik 3 tahun


Jumat, 20 Januari 2017 / 16:01 WIB
BI: The Fed naik, biaya pinjaman bisa naik 3 tahun


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menjadi salah satu pertimbangan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuannya di level 4,75% pada bulan ini. BI melihat, dampak kenaikan bunga The Fed akan terasa hingga tiga tahun ke depan, khususnya bunga pinjaman (cost of borrowing).

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, jika The Fed menaikkan suku bunganya maka hal tersebut akan berdampak pada kenaikan bunga pinjaman tiga tahun ke depan, khususnya bunga pinjaman dalam dollar AS. "Jadi masyarakat atau korporasi yang pinjam dollar AS harus siap dengan kondisi yang lebih mahal," kata Agus, Jumat (20/1).

Menurutnya, AS sudah memenuhi kondisi untuk menaikkan bunga. Misalnya, angka pengangguran AS berada di tingkat yang rendah. Tak hanya itu, konsumsi serta investasi AS yang baik juga membaik. Dan inflasi AS mengarah pada angka yang ditargetkan.

"Buat kami, ini akan terjadi kenaikan Fed rate," kata Agus, Jumat (20/1).

BI sebelumnya memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunganya pada tahun ini sebanyak dua - tiga kali di tahun ini dan tiga kali di 2018. Walaupun pihaknya juga masih menanti respon The Fed atas arah kebijakan Donald Trump dalam pelantikan sebagai Presiden AS 20 Januari 2017 waktu setempat.

Menurut Agus, jika The Fed benar-benar menaikkan suku bunganya sesuai perkiraan BI lanjut Agus, akan ada arus modal keluar (capital outflow). Terkait hal ini, Agus menyatakan bank sentral akan merespon dengan bauran kebijakan moneter, kebijakan sistem makroprudensial, dan sistem pembayaran.

"Kami sambut baik Presiden mengukuhkan keuangan inklusif dan semua bansos lewat sistem perbankan, kami sudah koordinasi ke bank supaya dana ratusan triliun itu mengalir ke bank dan betul-betul sampai ke yang memerlukan," tambah Agus.

Agus juga bilang, bank sentral akan terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait hal ini. Menurutnya, pemerintah harus melanjutkan reformasi kebijakan untuk sektor riil. Begitu juga dengan BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang harus melanjukan reformasi di bidang masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×