kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI proyeksi inflasi rendah pada Februari 2017


Minggu, 12 Februari 2017 / 16:39 WIB
BI proyeksi inflasi rendah pada Februari 2017


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Setelah mencatat inflasi tinggi, sebesar 0,97% pada Januari 2017, laju inflasi bulan ini diperkirakan lebih rendah. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, inflasi Februari 2017 sebesar 0,35%, berdasarkan perkembangan hasil survei mingguan harga pekan kedua bulan ini.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, inflasi tersebut masih didorong oleh sebagian dampak kenaikan tarif dasar listrik (TDL) berdaya 900 volt ampere (VA) yang dilakukan pemerintah pada bulan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya.

Menurut Agus, laju inflasi tersebut juga disumbang oleh kenaikan harga pangan, terutama cabai. "Tetapi kalau untuk volatile food daging dan telur ayam serta bawang merah masih dalam kondisi deflasi," kata Agus, Jumat (10/2).

Berdasarkan situs resmi Kementerian Perdagangan, sejak 1 Februari hingga 6 Februari 2017, harga cabai merah keriting terus meningkat yaitu dari Rp Rp 45.720 per kilo gram (kg) menjadi Rp 46.510 per kg. Begitu juga dengan harga cabai merah biasa yang meningkat dari Rp 40.790 per kg menjadi Rp 41.760.

Sementara, harga daging ayam pada periode tersebut turun dari Rp 31.380 per kg menjadi Rp 30.310 per kg. Lalu, harga telur ayam turun tipis dari Rp 22.800 per kg menjadi Rp 22.640 per kg.

Jika sesuai proyeksi BI, maka inflasi Februari tahun ini melanjutkan tren inflasi rendah sebagaimana yang terjadi pada Februari tujuh tahun terakhir, kecuali inflasi Februari 2013. Bahkan, Februari 2015 dan 2016 indeks harga konsumen (IKH) tercatat deflasi masing-masing 0,36% dan 0,09%.

Lanjut Agus, terkait potensi peningkatan inflasi di tahun ini, Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPI) dan TPI Daerah sepakat untuk melakukan penyesuaian harga yang diatur pemerintah (administered prices) saat inflasi rendah, misalnya, di April dan Mei nanti. Hal itu dibahas dalam rapat koordinasi antara BI dan pemerintah Kamis (9/2) lalu.

"Misal elpiji dan BBM akan diatur supaya waktunya dilakukan pada saat infalsi rendah, contohnya di bulan April dan Mei kan musim panen, itu inflasi lagi rendah dan mungkin bisa dilakukan aktivitas efektif penyesuaian administered prices," tambahnya.

Agus juga mengatakan, dapat rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian juga dibahas daerah-daerah yang mencatat laju inflasi tinggi di tahun lalu, seperti Sumatera Utara, Bangka Belitung, dan Bengkulu. Pihaknya juga membahas antisipasi melambungnya harga daging menjelang hari raya keagamaan dan menjaga program beras untuk keluarga sejahtera (rastra).

Dengan koordinasi di awal tahun tersebut, Agus meyakini inflasi tahun ini akan berada di sasaran target inflasi 4% plus minus 1%. Caranya, dengan menjaga inflasi harga pangan yang bergejolak (volatile food) berada di bawah 4%-5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×