kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belanja pemerintah mempercepat pertumbuhan sektor riil


Minggu, 15 April 2018 / 19:09 WIB
Belanja pemerintah mempercepat pertumbuhan sektor riil
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, total perputaran pasar uang di Indonesia sekitar Rp 31 triliun per hari di Maret lalu. Total nilai transaksi repo tercatat melonjak hingga Rp 2 trilun per hari. Transaksi di pasar uang antar bank (PUAB) juga naik, jadi Rp 29 triliun per hari.

Jika dibandingkan dengan perputaran di pasar uang pada periode lalu di bulan yang sama, total perputaran pasar uang hanya Rp 24 triliun sampai Rp 25 triliun. Menurut BI, lonjakan yang terjadi ini karena likuiditas yang banyak (ample) dengan banyaknya capital inflow dan belanja pemerintah yang digenjot.

Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Institute Eric Sugandi mengatakan, transaksi di pasar uang yang tumbuh cepat tidak selalu mencerminkan pertumbuhan sektor riil yang cepat juga. Hubungan antara pasar uang dan sektor riil tergantung pada seberapa banyak dana yang bisa disalurkan ke sektor riil dan sebaliknya.

“Tapi, dalam kasus ini, belanja pemerintah yang besar mempercepat pertumbuhan sektor riil. Dan spending pemerintah ini ikut berpengaruh pada likuiditas yang ample pada perekonomian,” kata Eric kepada Kontan.co.id, Minggu (15/4).

Ia melanjutkan, sebagian dari dana ini diserap lagi oleh sistem perbankan, sementara bank butuh tempat untuk placement. Oleh karena itu, transaksi pasar keuangan meningkat.

Adapun dengan likuiditas yang ample ini, bank-bank bisa menempatkan dana mereka di money market pada instrumen yang tenornya kurang dari satu tahun, misalnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN).

Senada, ekonom Bank BCA David Sumual mengatakan, di Maret dan April ini memang terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan Januari dan Februari, yakni di pertumbuhan deposito dibandingkan giro dan tabungan. Tren pertumbuhan depositonya menurun selama dua bulan terakhir. Sedangkan giro dan tabungannya naik.

“Ini tanda likuiditasnya ample. Ya, mungkin ada benarnya juga pemerintah kalau dibandingkan tahun lalu spending-nya meningkat karena ada beberapa event misalnya Asian Games harus segera selesai beberapa proyek. Lalu antisipasi menjelang lebaran juga, Mei kan sudah puasa. Juga, sekarang masa kampanye pilkada sudah mulai,” jelasnya.

Menurut David, dengan ketahanan ekonomi Indonesia yang baik, ke depan tantangannya tetap ada. Asal tahu saja, akhir pekan lalu Moody’s kan sudah menaikkan rating Indonesia satu notch di atas investment grade. Dengan demikian, Fitch dan Moody’s sudah berikan satu notch di atas investment grade untuk Indonesia.

“Ini tanda kebijakan fiskal dan moneter sudah bagus. Tinggal eksternalnya tetap, seberapa cepat kenaikan suku bunga The Fed, kelanjutan isu perang dagang, dan krisis di Timur Tengah yang pengaruhnya ke harga minyak dunia,” kata David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×