kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Awal tahun, Kementerian Kesehatan awasi tiga penyakit


Selasa, 16 Januari 2018 / 04:30 WIB
Awal tahun, Kementerian Kesehatan awasi tiga penyakit


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bangsa Indonesia beberapa saat ini dirundung beberapa kasus kesehatan yang merebak di Tanah Air. Yang teranyar, Kementerian Kesehatan mendapatkan laporan adanya kasus Campak (Morbili) dan Gizi Buruk yang dialami sejumlah Balita di Kecamatan Agats, Kabupaten Asmat, Papua.

Kementerian Kesehatan menerima laporan bahwa RSUD Asmat menerima rujukan kasus campak atau morbili dan gizi buruk sejak 8 Januari 2018. Jumlah kasus campak tercatat sebanyak 22 pasien, sementara itu, gizi buruk dilaporkan sebanyak 8 pasien.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemkes), Oscar Primadi bilang Kemkes telah berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi Papua dan terus mengumpulkan sejumlah data yang dibutuhkan dalam menentukan langkah penanggulangan bantuan yang diberikan pemerintah pusat.

Berdasarkan laporan dari Dinkes Provinsi Papua, telah dikirimkan 3 ton pemberian makanan tambahan (PMT), 800 vial vaksin campak dan 10.000 jarum suntik 0,5 ml ke Kabupaten Agats.

"Kami sudah kirim tim dan obat-obatan, kita akan terus update. Kita sama TNI sudah bergerak,"kata Oscar kepada KONTAN, Senin (15/1).

Selain kasus Campak, Kemkes juga tengah mewaspadai peningkatan kasus Influenza A(H3N2) di Australia, Amerika, Inggris dan beberapa negara lain agar tak masuk di Tanah Air. Maklum saja, strain virus influenza A (H3N2) bisa mengakibatkan angka kematian lebih tinggi ketimbang virus influenza musiman lain.

Selama musim influenza, ketika virus influenza A (H3N2) predominan, maka kematian secara keseluruhan akibat influenza musiman meningkat 2,7 kali lipat dibandingkan jenis virus influenza musiman lainnya.

"Jadi kita kampanyekan hidup sehat di musim hujan, jaga kesehatan, jaga lingkungan," imbuh Oscar.

Tak hanya mewaspadai kedua kasus penyakit itu, saat ini Kemkes juga masih memantau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri yang merebak pada pertengahan Desember 2017.

Sepanjang tahun lalu, menurut data Kemkes KLB Difteri terjadi di 170 kabupaten/kota dan di 30 provinsi, sebanyak 954 kasus dengan kematian sebanyak 44 kasus. Namun, di awal tahun ini data Kemkes hinga tanggal 9 Januari 2018 terdapat 14 laporan kasus dari 11 kab/kota di 4 provinsi.

"Kami sudah melakukan langkah konkret, dengan Outbreak Response Immunization (ORI) tren-nya sudah menurun, tapi tentunya kita tetap waspada," pungkas Oscar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×