kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alasan RI perlu ikut Uni Ekonomi Eurasia


Minggu, 22 Mei 2016 / 15:27 WIB
Alasan RI perlu ikut Uni Ekonomi Eurasia


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Kementerian Perdagangan (Kemda) menyatakan tawaran kerja sama dengan Uni Ekonomi Eurasia masih dalam tahap awal dan memerlukan banyak pertimbangan. Namun demikian, kerja sama ini berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia ke Rusia mengingat adanya embargo dari negera-negara maju seperti Amerika Serikat dan anggota Uni Eropa terhadap Negeri Beruang Merah tersebut.

Donna Gultom, Direktur Kerja Sama Asean Kemdag mengatakan, tawaran kerja sama Eurasia dapat dilakukan dengan dua skema. Masing-masing yaitu, lewat Asean-Eurasia Free Trade Agrement (FTA) atau secara bilateral dalam Indonesia-Eurasia FTA.

Menurut Dona, sedikitnya ada tiga hal yang mesti dipertimbangkan manakala kerja sama dilakukan melalui Asean-Eurasia FT. Pertama, "Beberapa negara negara anggota Uni Ekonomi Eurasia belum masuk sebagai keanggotaan World Trade Organization (WTO)," kata dia ke KONTAN, Minggu (22/5).

Kedua, negara-negara Asean juga harus mempertimbangkan dampak embargo ekonomi yang dihadapi Rusia dari sejumlah negara maju. Ketiga, saat ini negara kawasan Asia Tenggara masih disibukkan dalam sejumlah kerja sama lain yang tengah dalam tahap perundingan.

Antara lain, Asean-Hong Kong FTA, dan regional comprehensive conomic partnership (RCEP) dengan enam negara mitra Asean seperti China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, serta New Zeland. "Jadi, masih sangat dini sekali untuk Asean-Eurasia FTA bagi Asean," kata Donna.

Donna bilang, rencana kerja sama perdagangan juga dapat dilakukan secara bilateral. Tapi, hal ini patut menjadi pertimbangan karena masih banyak perundingan kerja sama lain yang bakal digelar dalam waktu dekat.

"Saya kira perlu dibahas terlebih dahulu di dalam negeri, sebab saat ini sedang dimulai untuk berlangsungnya perundingan dengan Australia dan Uni Eropa," kata Donna. Selain itu, Indonesia juga memiliki niatan untuk bergabung dalam trans pasific partnership (TPP).

Menurut Donna, rencana kerja sama perdagangan dengan negara-negara Eurasia tentu akan menguntungkan, karena dapat memperlebar pasar ekspor Indonesia. Apalagi, Rusia sebagai salah satu anggotanya mengalami embargo dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. "Potensi ekonominya saya kira masih harus dikaji, tapi kalau dilihat dari embargo merupakan peluang buat Indonesia memasok ke pasar Rusia," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×