Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Ketersediaan dan akses terhadap sumber data merupakan salah satu tantangan Bank Indonesia (BI) dalam memanfaatkan big data.
Di satu sisi, ketersediaan akses data secara real-time merupakan basis bagi perumusan kebijakan yang mampu menjawab situasi terkini. Namun di sisi lain, aksesibilitas data juga sering berbenturan dengan aspek kerahasiaan data.
Oleh karena itu, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, diperlukan mekanisme yang dapat menjembatani kepentingan pemilik data agar bersedia berbagi data tanpa menimbulkan kekhawatiran terkait aspek kerahasiaan.
Terkait hal ini, Agus memastikan akan adanya perjanjian kerahasiaan dengan pemilik data nantinya.
"Kami ada kerjasama non disclosure agreement. Kalau kami ambil (data), kami informasikan yang umum, tidak membuat individu-individu ini bocor datanya," kata Agus di sela-sela acara Seminar Nasional Big Data di Gedung BI, Rabu (9/8).
Tak hanya itu, Agus juga memastikan, pihaknya tak akan mengambil data untuk kepentingan-kepentingan yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan (conflic of interest).
"Sehingga semua yang kerjasama dengan kami semuanya terjamin karena untuk kepentingan kajian untuk research dan tidak kemudian data pribadi disalahgunakan," tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
