kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45981,69   -8,68   -0.88%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada petani yang tak mau ikut asuransi pertanian


Jumat, 15 September 2017 / 16:44 WIB
Ada petani yang tak mau ikut asuransi pertanian


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Kementerian Pertanian (Kemtan) telah melaksanakan program asuransi pertanian atau Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Melalui program ini petani akan mendapatkan uang ganti rugi sebesar Rp 6 juta, apabila mengalami kerugian sama atau lebih dari 75%.

Petani juga hanya membayar premi 3%, dimana 80% dari premi tersebut. Artinya, petani hanya membayar Rp 36.000 dalam satu musim tanam.

Meski pemerintah sudah menyediakan subsidi untuk program asuransi pertanian ini, namun hingga saat ini masih terdapat petani yang belum mau mengikuti program tersebut.

Menurut Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir hal tersebut dikarenakan beberapa petani yang beranggapan bahwa asuransi tidak diperlukan lantaran daerah mereka tidak pernah mengalami kekeringan. Padahal, menurut Winarno masih banyak penyebab-penyebab kegagalan panen.

"Ada yang tidak mau karena jarang-jarang yang mengalami banjir atau kekeringan. Mereka yang hanya mengandalkan air merasa kalau kekeringan pasti aman. Padahal, seandainya tidak ada banjir atau kekeringan masih ada kemungkinan terkena hama penyakit atau gangguan lain," tutur Winarno kepada KONTAN, Jumat (15/9).

Selain itu, Winarno juga mengungkap masih banyak petani yang belum mengetahui adanya program asuransi ini. Walaupun sosialisasi sudah dilakukan kurang lebih satu tahun, namun menurutnya sosialisasi masih sangat dibutuhkan, khususnya bagi petani-petani yang berada di desa-desa kecil.

Hingga saat ini terdapat hampir 470.917 hektar lahan sawah yang terdaftar dalam asuransi pertanian. Angka ini baru memenuhi 47% dari target Kemtan yakni 1 juta hektar lahan.

Meski sawah yang terdaftar baru setengahnya, namun Winarno beranggapan bahwa pencapaian ini adalah hal yang baik. Pasalnya dibandingkan beberapa waktu sebelumnya, hanya terdapat sekitar 200.000 hektar sawah yang terdaftar.

Winanrno berharap, target Kemtan supaya petani bergabung dalam asuransi pertanian ini bisa tercapai. Hal tersebut dikarenakan asuransi ini dapat membantu petani dalam mengatasi kerugiannya.

Meski begitu, dia berharap asuransi ini tidak hanya difokuskan untuk satu komoditas pangan saja. "Petani meminta jangan hanya padi, tetapi juga jagung, dan juga kedelai, dan lainnya juga," ujar Winarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×