Sumber: TribunNews.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Isak tangis keluarga tak terbendung saat Didi Akmaludin, ayah Alrisha Maghfira alias Icha (16), melihat kondisi jenazah anaknya yang tewas mengenaskan di kamar Jenazah.
Alrisha adalah siswi SMA yang tewas dengan tubuh hangus pada kecelakaan maut Kereta Commuter Line vs truk tangki BBM di Bintaro, Senin (9/12). Hingga kemarin malam, total korban tewas akibat kecelakaan nahas ini mencapai tujuh orang.
"Ya Allah, itu benar anak saya, giginya persis sekali," teriak Didi sambil menangis saat keluar dari kamar Jenazah, RS Polri, Kramat Jati, Jakarta, Selasa (10/12) siang.
Usaha keluarga untuk menemukan Icha baru berhasil kemarin. Sejak Senin siang, usai kecelakaan di Bintaro itu, keluarga pontang-panting mencari Icha.
Seluruh rumah sakit yang digunakan untuk merawat korban diubek-ubek, namun tak juga ditemukan kemana Icha. Dicari di sekolahan juga tak ditemukan. Handphonenya juga tidak aktif.
Sambil menangis tersedu, ayah empat anak ini mengaku telah mengikhlaskan kepergian Icha setelah mengenali kondisi anaknya secara langsung. Didi mengatakan, usai disalatkan pihak keluarga akan langsung memakamkan jenazah di daerah Jombang, Tangerang Selatan.
"Yah saya ikhlas, tidak penasaran lagi, karena sudah mengetahui keberadaan anak saya. Rencananya akan langsung dimakamkan setelah dari Rumah Sakit," katanya Didi.
Selain keluarga Icha, Suroyo paman dari masinis Darman Prasetyo, pun tak kuasa menahan air mata saat dipersilakan melihat kondisi jenazah. Suroyo, menjelaskan usai disalatkan secara Islam, jenazah akan langsung dibawa ke Purworejo, kampung halaman almarhum.
"Orang tuanya sudah diberitahukan, nanti sampai di sana, saya beritahukan keluarga untuk tidak membuka jenazah lagi," kata Suroyo.
Keluarga asisten masinis Agus Sunarto tidak siap menerima takdir tewasnya Agus. Ayu dan Sumarno, sepupu Agus yang datang ke RS Polri sangat berharap Agus tidak tewas. Alasannya, Agus Sunarto, jalur KRL Tanah Abang-Serpong bukan jalur yang dilintasi Agus saat bertugas.
Namun nasib berkata lain. Pada hari nahas tersebut ternyata Agus Suroto berganti shift dan pindah ke jalur Tanah Abang-Serpong.
7 Tewas
Kelima jenazah yang berada di RS Polri, telah teridentifikasi sejak Selasa siang. Kelimanya adalah Darman Prasetyo (masinis, 26), Agus Suroto (24, asisten masinis), Sofyan Hadi (20, teknisi), Rosa Elizabeth Kesauliya (73, penumpang) dan Alrisha Maghfira (16, penumpang).
Dua jenazah lainnya meninggal saat dirawat di RS Fatmawati. Yakni Betty Ariyani (penumpang) yang meninggal Senin malam dan Nathalia (23, penumpang), mahasiswi Universitas Bung Karno (UBK) yang meninggal Selasa (10/12) siang.
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri, Brigjen Pol Farley Helrich Arthur Tampi mengatakan, karena seluruh sample data pembanding telah cocok dengan data yang ditemukan di tubuh jenazah, kemarin jenazah korban langsung diserahkan kepada pihak keluarga.
Selasa sore, kelima jenazah langsung diambil pihak keluarga. Untuk memberikan penghormatan kepada tiga karyawan PT KAI yakni Darman Prasetyo, Agus Suroto dan Sofyan Hadi, PT KAI menggelar salat jenazah terhadap ketiga korban di Stasiun Gambir, Jakarta.
Ratusan pejabat dan pegawai PT KAI itu melaksanakan salat jenazah di depan ketiga peti mayat berbalut bendera Merah Putih yang diletakkan di tengah aula Stasiun Gambir. Mereka tampak khusuk melaksanakan salat jenazah ini.
Setelah salat jenazah, mereka langsung menggelar doa bersama. Ketiga jenazah kemudian diberangkatkan ke kampung halaman masing-masing dengan menggunakan kereta api.
Jenazah Darman Prasetyo dibawa dan dikebumikan di TPU Kembang Gading, Purwodadi, Jawa Tengah, pada Rabu (11/12/2013) pagi. Sementara, jenazah Agus Suroto akan dibawa Sambong, Blora, Jawa Tengah dan jenazah Sofyan Hadi akan dibawa ke Bekasi.
Kemarin pagi, Polda Metro Jaya menggelar olah TKP di lokasi kecelakaan. Usai olah TKP, Commuter Line diujicoba melintasi rel yang terbakar kemarin. Hasilnya, Selasa siang kedua jalur sudah bisa dilintasi KRL secara normal.
Sementara itu, RS Suyoto di Bintaro masih merawat 11 korban yang mengalami luka akibat kejadian tersebut. Puji Rahayu (57), salah satu korban kerap menangis dan meminta maaf kepada rekan yang membesuknya. "Aku minta maaf ya, Bu," ucap Puji sambil mengusap air matanya yang mengalir di kedua pipinya.
Puji Rahayu adalah kerabat dari Betty Ariyani (56) yang meninggal. "Dari kemarin memang dia (Puji) nanya terus Betty mana, Betty mana. Kami enggak mau memberi tahu tapi akhirnya dia tahu juga," ucap adik dari Puji Rahayu. (Zul/eri/why/coz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News