kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ical: Kebiasaan saya adalah menang


Jumat, 13 Desember 2013 / 18:20 WIB
Ical: Kebiasaan saya adalah menang
ILUSTRASI. Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa adalah Kerajaan Demak. Sumber foto : pustakasekolah.com


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) mengaku terbiasa mendapatkan kemenangan. Hal itu menanggapi persaingan dirinya dalam bursa calon Presiden.

Ical mengatakan langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan elektabilitas adalah terus bekerja. "Terus saja kerja. Winning is habit, menang itu kebiasaan, kalah juga kebiasaan. Saya kebiasaan menang," kata Ical di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Jumat (13/12).

Ical mengatakan posisi dirinya di peringkat tiga calon Presiden versi lembaga survei Indobarometer adalah baik. Hal itu bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia hampir 200 juta. "Dapat nomor 3 kan hebat," tuturnya.

Sebelumnya dalam survei Indobarometer, nama Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi menjadi pilihan utama pemilih generasi muda jika Pemilu Presiden dilangsungkan hari ini.

Jokowi meraih suara 25,8% dan jauh meninggalkan puluhan nama-nama bakal calon Presiden. Di urutan kedua ditempati oleh Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan 10,7% atau selisih 15,8% dari Jokowi.

"Dari pertanyaan terbuka (responden disuguhi nama capres), awareness pemilih terhadap calon presiden yang paling tinggi adalah Joko Widodo sebesar 25,8 persen disusul Prabowo 10,7% dan Aburizal Bakrie 9,2%," ujar M Qodari, peneliti Indo Barometer dalam konferensi pers 'Opini Pemilih Muda Terhadap Politik dan Demokrasi di Indonesia Menjelang Pemilu 2014', di Tebet, Jakarta, Rabu (11/12).

Dari data yang diolah Indo Barometer, alasan dekat atau perhatian dengan rakyat, kinerjnaya bagus, jujur/bersih serta sederhana lebih banyak memilih Jokowi. Sebanyak 77,6% memilih Jokowi karena dekat atau perhatian dengan rakyat dan 61,1% karena kinerjanya bagus.

Alasan karena tegas, berwibawa dan dari militer lebih banyak yang memilih Prabowo yakni 49,6%. "Prabowo lebih tegas dibandingkan Wiranto yang hanya 21,2% untuk urusan tegas," lanjut Qodari.

Sedangkan alasan karena pintar atau intelektual, pengusaha serta orang partai lebih banyak memilih Aburizal Bakrie. Dari pertanyaan terbuka tersebut, sebanyak 36,2% tidak tahu atau tidak menjawab.

Waktu pengumpulan data adalah 12-13 November 2013. Survei dilaksanakan di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden 1200 orang, margin of error sebesar kurang lebih tiga persen pada tingkat kepercayaan 95%.

Responden dipilih dengan metode multistage random sampling untuk menghasilkan responden yang mewakili seluruh populasi publik muda Indonesia yang berusia 17-30 tahun ketika disurvei. Pengumpulan data dengan wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×