kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waspada penurunan ekspor non migas!


Jumat, 02 Agustus 2013 / 21:09 WIB
Waspada penurunan ekspor non migas!
ILUSTRASI. Kurs Dollar-Rupiah di BCA Hari Ini Jumat 11 Maret 2022, Simak Sebelum Tukar Valas/pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/01/07/2019


Sumber: Tribunnews | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Tekanan atas defisit neraca perdagangan dikhawatirkan berlanjut sampai akhir tahun ini. Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan bilang, yang perlu diwaspadai saat ini adalah penurunan kinerja ekspor non migas.

"Jika ada tekanan impor migas, maka defisit neraca perdagangan bisa mencapai US$ 5 miliar itu kalau neraca perdagangan non migas terus menurun," tutur Gita di Jakarta, Jumat (2/8/2013).

Faktor yang membuat ekspor non migas turun adalah, adanya penurunan pertumbuhan ekonomi global. Berbagai negara merevisi pertumbuhan ekonomi. Seperti AS, China dan Negara Eropa memprediksi adanya penurunan pertumbuhan ekonomi di semester II tahun ini.

Amerika Serikat mengoreksi pertumbuhan ekonominya dari 1,9% menjadi 1,7%. Sementara itu, China mengoreksi dari pertumbuhan ekonominya dari 8,1% menjadi 7,8%. "Penurunan merupakan sinyal pertumbuhan perekonomian menurun, akibatnya mereka akan sulit menyerap ekspor non migas milik kita," katanya.

Potensi penurunan semakin besar bahkan disinyalir melebihi defisit neraca perdagangan pada sepanjang semester 1 2013 yang mencapai US$ 3,3 miliar. Defisit ini terjadi karena surplus neraca perdagangan non migas hanya mencapai US$ 2,5 miliar dengan defisit neraca migas mencapai US$ 5,8 miliar.

Potensi penurunan tampak melaluiĀ  data Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga semester I-2013 hanya 5,8%. Nilai ini lebih rendah dari proyeksi pemerintah semula sebesar 6,1 %.

Kepala BPS Suryamin, mengatakan, perlambatan ekonomi Indonesia ini lebih rendah dibanding pencapaian di semester I-2012 yang sebesar 5,92%. Pelambatan pertumbuhan ekonomi diakibatkan serapan investasi yang melambat.

Hal ini tampak dari pertumbuhan barang modal yang melambat pada semester 1 2013 dengan penurunan 18,8% menjadi US% 15,8 miliar lebih lambat dari impor barang modal tahun lalu pada periode yang sama dengan kenaikan sebesar 35,2 persen. (Arif Wicaksono/Tribunnews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×