kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Warga Pesanggrahan minta lahannya dibebaskan


Selasa, 02 Desember 2014 / 11:58 WIB
Warga Pesanggrahan minta lahannya dibebaskan
ILUSTRASI. Anggota Polri menunjukkan barang bukti berupa minyak goreng di Polda Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Kamis (23/2/2023). Kejaksaan Agung Tetapkan 3 Korporasi Jadi Tersangka Kasus Minyak Goreng.


Sumber: Warta Kota | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Penolakan dan permintaan ganti rugi disampaikan warga yang bermukim di RT 01 dan 15 RW 01 Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Mereka menuntut lahan segara dibebaskan lantaran di kawasan itu menjadi banjir setelah normalisasi Kali Pesanggrahan.

Warga meminta Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan membebaskan lahan walaupun tidak termasuk dalam proyek normalisasi Kali Pesanggrahan maupun proyek pembangunan jalan inspeksi sepanjang proyek normalisasi.

Pantauan Warta Kota di sana, Senin (1/12), menunjukkan rumah warga berbatasan langsung dengan jalan inspeksi, tepatnya sebelah barat TPU Tanah Kusir tersebut rawan banjir. Selain topografi yang rendah atau lebih rendah sekitar 50 cm hingga satu meter dari permukaan jalan inspeksi.

Walau kondisi pemukiman dalam keadaan kering saat ini, saluran air yang terlihat lebih rendah dibandingkan dengan tanggul sungai diperkirakan mengunci genangan air hujan atau limpasan air Kali Pesanggrahan.

Daniel (40), warga RT 01/01, meminta agar lahan milik warga yang berada di sepanjang sisi jalan inspeksi dapat dibebaskan. 

"Kami minta untuk dibebaskan secepatnya. Memang kami enggak kena gusuran proyek normalisasi. Karena ada itu (tanggul) wilayah warga malah banjir. Air yang tergenang jadi terjebak karena posisi lahan lebih rendah dibandingkan tanggul," kata Daniel.

Sedangkan H Imron (49), warga RT 01/15, mengatakan, memberikan dua pilihan kepada Pemkot Jakarta Selatan, yakni membebaskan lahan atau dibuat pompa air untuk menyedot air. Warga mengaku sudah melaporkan dan menggelar pertemuan dengan kelurahan Pesanggrahan. 

Dalam waktu dekat, warga akan dipertemukan dengan Pemkot Jakarta Selatan untuk bermusyawarah.

Sosialisasi

Sementara itu, Eko Suroyo, Camat Pesanggrahan, mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi dan musyawarah dengan warga, serta siap menjadi fasilitator apa yang diminta warga.

"Pertemuan sudah dilakukan dan berjalan lancar, rencananya dalam waktu dekat akan digelar pertemuan kembali mengenai pembahasan solusi terkait permintaan warga. Mengenai musibah banjir, fokus masih pada pencegahan dengan membersihkan sampah pada saluran air di lokasi dan penanganan banjir saat air Kali Pesanggrahan naik," kata Eko.

14 pompa rusak

Sementara itu, Agus Priyono, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DM Jakarta, mengatakan, Dinas Pekerjaan Umum telah melaporkan kerusakan pompa penyedot air kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Dan 555 pampa penyedot air yang rusak, kini tinggal 14 pompa penyedot air yang diperbaiki.

"Untuk awal memang kerusakan ada 141 pompa. Pertengahan November tinggal 58 pompa yang rusak. Pada akhir November datanya tinggal 14 yang rusak," kata Agus di Balai Kota DKI Jakarta.

Menurut Agus, beberapa upaya penanggulangan musibah banjir di Jakarta juga memperlebar pintu air Manggarai dan pintu air Karet. Termasuk pengerukan beberapa waduk seperti Waduk Marunda, Rorotan, Giri Kencana, Brigief, dan Pondok Rangon.

"Saat ini kami fokus untuk pembebasan tanah untuk waduk-waduk itu," kata Agus.

Sedangkan pengerukan saluran penghubung telah dilakukan, dan ada tiga organisasi khusus di bagian Tata Air Dinas Pekerjaan Umum yang mengurusi tiga aliran sungai dan kali yang ada di Jakarta.

Agus mengatakan, pengokohan dinding turap juga telah dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Namun, masih ada beberapa yang bocor seperti Jati Pinggir dan Rawa Bambu.

Sementara wilayah Jakarta Utara penanganannya jangka panjang melalui National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau tanggul raksasa sepanjang 8 kilometer. (dwi/bin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×