Reporter: Irma Yani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Akses air bersih yang bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Dikabarkan, lebih dari 80% masyarakat di Indonesia tercatat tak memiliki akses air bersih.
"Ketersediaan air sangat mengkhawatirkan. Lebih dari 80% masyarakat kita tidak memiliki akses ke air bersih di tengah berkembangnya perkotaan dan penduduk," kata M. Ramdani Basri CEO PT Nusantara Infrastruktur, Rabu (27/7).
Untuk itu, lanjutnya, ketersediaan air bersih harus menjadi isu yang segera mendapat perhatian pemerintah juga didukung pihak swasta. "Swasta bisa turut serta di dalamnya masuk melalui proyek-proyek penyediaan air bersih berskema public private partnership (PPP)," paparnya.
Managing Director PT Nusantara Infrastruktur Bernardus Djonoputro menambahkan, proyek-proyek air bersih dengan skema PPP merupakan tumpuan pemerintah untuk mengembangkan air bagi masyarakat. Saat ini terdaftar lebih dari 100 proyek air bersih dengan total kebutuhan investasi US$ 47 miliar.
Kepala Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) M. Rachmat Karnadi, pun mengakui bahwa akses air minum yang bisa dinikmati masyarakat secara nasional masih rendah, sekitar 47,71%. Padahal, dalam target MDG's 2015 cakupan layanan air minum nasional bisa mencapai 68,87%.
Ia mengatakan, cakupan pelayanan air minum perpipaan di perkotaan hanya 43,96%. Sedangkan di pedesaan jauh lebih rendah, masih 11,56%. "Jadi secara nasional, cakupan pelayanan air minum perpipaan baru 25,56%. Ini masih sangat rendah," simgkatnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News