kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wabah virus corona, Kadin: Target pertumbuhan ekspor nonmigas sulit tercapai


Rabu, 11 Maret 2020 / 19:58 WIB
Wabah virus corona, Kadin: Target pertumbuhan ekspor nonmigas sulit tercapai
ILUSTRASI. Foto areal suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/11/2019). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 mencapai 5,3 persen. ANTARA FOTO/Galih Pradipta


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan ekspor nonmigas tahun ini bisa tumbuh 5,2% dari tahun lalu. Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang perdagangan Benny Soetrisno memandang target yang ditetapkan Kemendag ini sulit dicapai karena adanya penyebaran covid-19 saat ini.

"Kalau realistis, tidak bisa [mencapai target]. Kalau bertahan sama seperti tahun lalu saja sudah bagus," ujar Benny, Rabu (11/3).

Menurut Benny, hal ini terjadi lantaran penyebaran covid-19 bukan saja mengganggu pasokan barang tetapi juga mengganggu permintaan.

Menurut dia, bila masalah pasokan yang terganggu masih bisa disiasati dengan berbagai hal, misalnya dengan mencari pemasok lain atau mengganti angkutan lain bila memang persoalan pasokan ini berhubungan dengan masalah transportasi.

"Tetapi kalau demand-nya tidak ada, mau disiasati seperti apa. Kan orang beli tidak bisa dipaksa," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan mengatakan salah satu upaya untuk mencapai target ekspor non migas adalah dengan memperluas pasar di negara non tradisional. Ini pun bisa dilakukan dengan mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan dengan negara mitra.

Sementara, Benny berpendapat perluasan pasar baru tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Ia mengatakan, dibutuhkan waktu bagi negara yang bersangkutan untuk saling bernegosiasi.

Karena itu, menurut Benny, untuk meningkatkan ekspor maka pemerintah harus tetap mempertahankan pasar yang ada dan terus mempromosikan produk-produk Indonesia lainnya.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2019, ekspor non migas Indonesia tercatat sebesar US$ 154,99 miliar atau turun 4,82% dari ekspor non migas tahun 2018 yang sebesar US$ 162,84 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×