Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi utang luar negeri (ULN) swasta, termasuk BUMN, mengalami kenaikan hingga Juli lalu.
ULN swasta tercatat sebesar US$ 197,79 miliar atau tumbuh 11,5% year-on-year (yoy). Pertumbuhan utang swasta dan BUMN ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 11,1% yoy.
Baca Juga: ULN pemerintah naik 9,7% menjadi US$ 194,5 miliar pada Juli, ini pendorongnya
Dalam laporannya, Senin (16/9), BI menjelaskan peningkatan ULN swasta terutama bersumber dari penerbitan obligasi global oleh korporasi bukan lembaga keuangan.
Penerbitan obligasi global oleh korporasi bukan lembaga keuangan naik dari sebelumnya US$ 24,16 miliar menjadi US$ 27,03 miliar per Juli lalu.
Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian.
"Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,6%,” terang BI.
Baca Juga: Utang luar negeri Indonesia naik menjadi US$ 395,3 miliar per Juli 2019
Ditinjau dari tujuan penggunaannya, bank sentral mencatat, peningkatan ULN swasta ditujukan untuk modal kerja sebesar US$ 109,09 miliar, naik dari US$ 108,54 miliar pada bulan sebelumnya.
ULN swasta yang ditujukan untuk investasi juga meningkat, yaitu dari US$ 67,15 miliar menjadi sebesar US$ 69,63 miliar pada Juli lalu.
Namun, menurut jangka waktu sisanya, ULN swasta yang memiliki sisa waktu jatuh tempo jangka pendek atau kurang dari setahun menurun. ULN swasta jangka pendek turun dari US$ 50,76 miliar pada Juni, menjadi US$ 47,4 miliar.
Sementara, total ULN swasta sisa waktu jangka panjang meningkat dari sebelumnya US$ 144,78 miliar menjadi US$ 150,39 miliar.
Baca Juga: Tekanan eksternal turut mengangkat imbal hasil SUN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News