kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.194   6,00   0,04%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Uskup Agung: Pancasila mulai tidak dihargai


Senin, 25 Desember 2017 / 14:57 WIB
Uskup Agung: Pancasila mulai tidak dihargai


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permasalahan yang menjadi pesan natal bersama Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) seputar ancaman perpecahan.

Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo mengungkapkan saat ini persatuan bangsa Indonesia sedang terancam.

"Ada pihak-pihak yang entah secara samar-samar ataupun secara terang-terangan, tergoda untuk menempuh jalan dan cara yang berbeda dengan konsensus dasar kebangsaan kita yaitu Pancasila," ujar Ignatius di Gereja Katedral Jakarta, Senin (25/12).

Ignatius menjelaskan lebih rinci mengenai perpecahan yang dia maksud. Kata dia, beberapa pihak tidak menghargai Pancasila sebagaimana mestinya. Ada juga pihak-pihak yang tidak menerima Pancasila sebagai dasar negara.

"Saya kira kita semua tahu, satu dua tahun lalu pembicaraan Pancasila ada plesetan yang tidak karuan. Artinya Pancasila tak dihargai," ujar dia.

Jika Pancasila itu diterima, kata Ignatius, nilai-nilainya tidak diamalkan seluruhnya. Dia mencontohkan pejabat negara yang terjerat kasus korupsi dan ditangkap Komisi Pemberantas Korupsi. Menurut dia, seharusnya para pejabat negara mengamalkan sila kelima yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

"Ada berapa anggota DPR, DPRD, yang ditangkap KPK? Mereka seharusnya memastikan peraturan yang dibuat demi kesejahteraan rakyat," kata dia.

Terkait semua masalah itu, Keuskupan Agung Jakarta memberi dua pesan. Ignatius mengatakan pesan pertama adalah untuk merawat ingatan, tepatnya mengingat kembali sejarah berdirinya bangsa Indonesia dan Pancasila.

Pesan kedua adalah mengemban tanggung jawab sejarah. Ignatius mengatakan tanggung jawab itu hanya bisa dipikul dengan mengamalkan Pancasila dalan kehidupan sehari-hari.

Tema Pancasila dan kebhinekaan memang menjadi tema natal Keuskupan Agung Jakarta tahun ini. Di Gereja Katedral, dekorasi disesuaikan dengan tema tersebut yaitu "Makin Adil-Makin Beradab". Dekorasi natal gereja menggunakan bahan-bahan tradisional seperti ijuk dan anyaman rotan agar nuansa nusantara terasa di gereja. (Jessi Carina)

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com, berjudul: Uskup Agung: Jadi Plesetan yang Tak Karuan, Pancasila Mulai Tak Dihargai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×