Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA Setelah ramai kasus pamer harta yang dilakukan anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, kini giliran pejabat Bea Cukai yang menjadi bahan perbincangan di masyarakat.
Pasalnya, dalam unggahan di Instagram pribadinya, Kepala Bea Cukai Daerah Istimewa Yogykarta Eko Darmanto kerap memamerkan kendaraan mewahnya hingga pesawat Cessna. Namun saat ini, akun tersebut akun pribadi miliknya @eko_darmanto_bc sudah tidak aktif lagi.
Oleh karena itu, gaya hidup mewah dan pamer harta yang dilakukan Eko membuat masyarakat bertanya-tanya terhadap harta kekayaan yang Ia miliki dan meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menyelidiki harta kekayaan Eko Darmanto.
Baca Juga: Usai Rafael Trisambodo, Harta Pejabat Bea Cukai Eko Darmanto Disorot, Koleksi Mobil
Berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang dilaporkan Eko pada 31 Desember 2021, diketahui bahwa Eko memiliki total harta kekayaan Rp 15,74 miliar. Namun dirinya memiliki utang mencapai Rp 9,02 miliar sehingga total kekayaannya tercatat Rp 6,7 miliar.
Dalam dokumen tersebut juga diketahui bahwa aset Eko didominasi tanah dan bangunan dengan total mencapai Rp 12,5 miliar. Secara rinci, terdiri atas tanah seluas 327 m2/342 m2 di Jakarta utara yang merupakan hasil sendiri senilai Rp 10 miliar dan tanah di Malang seluas 240 m²/410 m² senilai Rp 2,5 miliar yang merupakan hibah tanpa akta .
Sementara itu, Eko juga melaporkan kepemilikan sembilan kendaraan mewahnya dengan total Rp 2,9 miliar, salah satunya adalah Mobil BMW SEDAN tahun 2018 senilai Rp 850 juta. Kemudian, dirinya memiliki harta bergerak lainnya Rp 100,7 juta serta kas dan setara kas sebesar Rp 238,9 juta.
Baca Juga: Sri Mulyani Sudah Menegur Dirjen Pajak Suryo Utomo
Adapun pada sore ini, Rabu (1/3), Kementerian Keuangan akan mengungkap dan memberikan alasan terkait perkembangan kasus pejabat Bea Cukai Eko Darmanto dan pejabat pajak Rafael Alun Trusambodo.
Nama keduanya viral dan menjadi sorotan publik lantaran harta fantastis dan juga gaya hidup mewah yang mencoreng nama Kementerian Keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News