CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.740   98,00   0,62%
  • IDX 7.244   -140,01   -1,90%
  • KOMPAS100 1.117   -21,26   -1,87%
  • LQ45 887   -14,43   -1,60%
  • ISSI 220   -4,35   -1,94%
  • IDX30 457   -6,42   -1,38%
  • IDXHIDIV20 554   -6,30   -1,12%
  • IDX80 128   -2,00   -1,53%
  • IDXV30 139   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 153   -1,86   -1,20%

Uni Eropa Ingatkan Program Makan Siang Gratis Tak Menambah Timbunan Sampah Makanan


Rabu, 03 Juli 2024 / 14:03 WIB
Uni Eropa Ingatkan Program Makan Siang Gratis Tak Menambah Timbunan Sampah Makanan
ILUSTRASI. Ilustrasi. Duta Besar Uni Eropa Brunei Darussalam mewanti-wanti program makan gratis tidak menambah timbunan sampah makanan.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Duta Besar Uni Eropa Brunei Darussalam Denis Chaibi turut mewanti-wanti terkait program makan bergizi gratis yang diusung presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka agar tak menambah timbunan sampah makanan.

“Program pemberian makan di sekolah adalah cara efektif untuk memastikan ketahanan pangan. Tapi mengurangi sisa makanan juga merupakan cara yang cerdas untuk menciptakan ketahanan pangan,” tutur Chaibi dalam agenda Green Economy Expo 2024, Rabu (3/7).

Sebagaimana diketahui, Chaibi mencatat Indonesia merupakan salah satu negara yang masyarakatnya paling banyak melakukan food waste atau membuang sisa makanan yang masih layak konsumsi, diantara negara G20. Sehingga dengan adanya program tersebut, tidak turut menambah timbunan sampah yang ada.

Padahal kata Chaibi, setiap food waste yang dilakukan masyarakat Indonesia setara dengan bisa memenuhi memenuhi konsumsi makan 28 juta masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Mantan Gubernur BI Sebut Program Makan Siang Gratis Lebih Baik Ketimbang Proyek IKN

Maka dari itu, untuk mengurangi food waste, perlu dilakukan penyimpanan makanan agar lebih awet dan tahan lama, serta perhitungan kebutuhan bahan makanan yang diperlukan agar tidak berlebih.

Untuk diketahui, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, (Kementerian PPN/Bappenas) mencatat, potensi kerugian ekonomi dari food loss atau susut pangan pasca panen dan food waste atau susut pangan di meja makan mencapai Rp 551 triliun setiap tahunnya.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan, pengendalian sampah makanan ini perlu dilakukan sebagai menjadi salah satu strategi intervensi prioritas yang dapat menekan jumlah timbunan sampah.

Suharso menyampaikan, dengan adanya pemanfaatan sisa pangan masih layak konsumsi juga dapat memenuhi kebutuhan energi setidaknya sebanyak 62% dari total penduduk yang kekurangan energi.

Baca Juga: Program Makan Gratis Prabowo-Gibran Berpotensi Bebani Keuangan Negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×