kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

UNCTAD Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,1% pada 2024 dan 5,2% pada 2025


Kamis, 26 Desember 2024 / 14:07 WIB
UNCTAD Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,1% pada 2024 dan 5,2% pada 2025
ILUSTRASI. Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) memperkirakan perekonomian Indonesia akan terus tumbuh dengan kecepatan yang stabil pada 2024 dan 2025.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) memperkirakan perekonomian Indonesia akan terus tumbuh dengan kecepatan yang stabil pada 2024 dan 2025.

Dalam laporan bertajuk Trade and Development Report 2024, UNCTAD memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan mencapai 5,1% , sedikit meningkat dibandingkan 2023 yang hanya 5,0%.

Pertumbuhan ini terutama didorong konsumsi rumah tangga, yang tetap menjadi pendorong utama ekonomi meskipun suku bunga tetap tinggi.

"Konsumsi swasta terus berlanjut menjadi pendorong utama pertumbuhan meskipun ada kenaikan suku bunga," dikutip dari laporan tersebut, Kamis (26/12).

Baca Juga: IMF Ramal Ekonomi Hanya Tumbuh 5,1%

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuannya pada April 2024 untuk mencegah perbedaan suku bunga yang signifikan dengan Amerika Serikat, mengingat kebijakan moneter ketat yang terus dilakukan negara tersebut. Namun, pada September 2024, BI menurunkan lagi suku bunga acuan.

Perbedaan suku bunga yang besar dapat memberikan tekanan tambahan pada nilai tukar rupiah, yang secara historis sensitif terhadap perbedaan kebijakan moneter global.

Namun, tingginya biaya pinjaman akibat kebijakan moneter domestik yang ketat tercermin dalam melambatnya belanja investasi swasta. 

Di sisi lain, peningkatan pengeluaran fiskal pemerintah untuk proyek infrastruktur dan program bantuan sosial membantu menopang pertumbuhan ekonomi.

Lonjakan kedatangan wisatawan, terutama dari kawasan Asia, memberikan dorongan signifikan pada ekspor jasa. Selain itu, peningkatan volume ekspor logam dasar, khususnya nikel, juga memperkuat neraca sektor eksternal Indonesia.

Baca Juga: Investasi SRBI di Dana Pensiun Terus Tumbuh Berkat Tawaran Suku Bunga yang Kompetitif

UNCTAD memproyeksikan ekonomi Indonesia akan mempertahankan pertumbuhan yang kuat pada 2025 dengan tingkat pertumbuhan yang diperkirakan mencapai 5,2%. 

Prospek penurunan suku bunga serta membaiknya konteks eksternal diharapkan dapat memberikan dukungan tambahan bagi perekonomian.

Selanjutnya: Hanya Separuh IPO Tahun 2024 yang Harganya Masih Positif, 7 Saham Naik Tripel Digit

Menarik Dibaca: Katalog Promo Indomaret Super Hemat Periode 26 Desember 2024-8 Januari 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×