Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. United Nation Economic and Social Survey of Asia and the Pasific (UN ESCAP) memproyeksikan pertumbuhan di kawasan Asia Pasifik tahun ini akan mencapai 6%. Namun UN ESCAP melihat pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut masih akan mengalami tren perlambatan setelah tahun lalu mengalami penurunan tajam.
Badan yang berada di bawah Persatuan Bangsa-Bangsa ini melihat adanya permintaan global yang meningkat sebagai akibat dari pertumbuhan yang stabil di Amerika Serikat. Selain itu adanya rebound terbatas di sejumlah kekuatan ekonomi yang tengah tumbuh ikut menggenjot pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik naik dari 5,6% di 2012 lalu menjadi 6%.
Dalam data yang disampaikan UN ESCAP terlihat pertumbuhan ekonomi tertinggi tetap berada di China sebesar 8%. Peningkatan pertumbuhan di negara tirai bambu tersebut cukup moderat karena tahun lalu pertumbuhan ekonomi China sebesar 7,8%. Kekuatan ekonomi India pun diproyeksikan akan pulih setelah tahun lalu hanya tumbuh 5% menjadi 6,4% di akhir 2013.
"Pertumbuhan Indonesia tetap kuat yaitu sebesar 6,6%," kata Direktur UN ESCAP Katinka Weinberger di Jakarta, Kamis (18/4). Kontribusi terbesar pertumbuhan ini masih berasal dari konsumsi domestik. Cuma, lembaga independen ini memproyeksikan inflasi Indonesia di akhir tahun dapat mencapai 5%.
Secara keseluruhan, untuk wilayah Asia Pasific, inflasi diproyeksikan mencapai 5,1%. Sayangnya, proyeksi yang diberikan UN ESCAP terhadap Indonesia belum menghitung mengenai rencana penerapan dual price untuk bahan bakar minyak (BBM). "Saya tidak memiliki kompetensi untuk menyebutkan berapa proyeksi pertumbuhan dengan adanya hal tersebut, karena ini dilakukan oleh survei," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News