kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Transportasi massal, Singapura punya tiga hal ini


Rabu, 22 Januari 2014 / 10:23 WIB
Transportasi massal, Singapura punya tiga hal ini
ILUSTRASI. Ilustrasi harga emas siang ini, Rabu (31/8/2022), produksi Antam dan UBS di Pegadaian. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

SINGAPURA. Sebagai salah satu negara yang telah memiliki sistem transportasi massal yang baik, Singapura sangat memperhatikan seluruh aspek yang ada pada moda transportasinya. Bahkan, mereka memperhatikan fasilitas "sederhana" yang tanpa disadari, belum dilakukan di Jakarta.

Dalam kunjungan yang dilakukan bersama dengan PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Selasa (21/1/2014), Kompas.com mengamati beberapa fasilitas sederhana di sistem transportasi massal Singapura yang baik diterapkan di Jakarta.

Berikut beberapa fasilitas tersebut:

1. Garis pembatas di depan pintu pemberhentian kendaraan.

Di stasiun-stasiun MRT maupun halte bus di Singapura, tepat di depan pintu pemberhentian kendaraan dipasangi garis-garis yang membatasi antara penumpang yang akan keluar dan penumpang yang akan masuk. Garis untuk penumpang keluar berwarna hijau dan berada di tengah, sebaliknya, garis untuk penumpang masuk berwarna merah dan berada di kedua sisi garis hijau.

Penumpang yang sedang mengantre masuk tidak boleh menginjak garis hijau agar tidak menghalangi penumpang yang hendak keluar, sehingga, tidak akan terjadi aksi perebutan jalur antara penumpang yang keluar dan penumpang yang masuk ketika kendaraan berhenti.

2. Peta elektronik

Transportasi massal di Singapura dilengkapi peta elektronik yang berfungsi memberi petunjuk lokasi bagi penumpang yang ada di dalam kendaraan. Alat ini memberitahukan lokasi terkini penumpang, dan berapa stasiun lagi yang harus dia lewati untuk mencapai tempat tujuan.

Alat makin bekerja maksimal karena didukung oleh suara pemberitahuan yang disampaikan melalui pengeras suara yang ada di dalam kendaraan. Dengan begitu, penumpang akan sangat terbantu, terutama penumpang yang bukan penduduk setempat, dan biasanya tidak hafal daerah yang dilewati.

Bus-bus baru Transjakarta hanya dilengkapi pengeras suara, namun belum dilengkapi peta elektornik. Sementara itu, kedua alat tersebut belum sama sekali digunakan di KRL Commuter Line.

3. Kursi "permanen" untuk lansia, ibu hamil, ibu yang membawa anak, dan disabilitas

Di Singapura, kaum lansia, ibu hamil, ibu yang membawa anak, dan disabilitas, tidak hanya dimanjakan melalui imbauan semata. Namun, mereka juga telah disiapkan kursi tetap. Di atas kursi tersebut tertulis "reserved seating".

Kursi tetap ini biasanya ditempatkan di titik-titik yang berada di pojok, tak jauh dari pintu keluar masuk. Kebanyakan warga tak akan menduduki kursi tersebut, meski dalam keadaan kosong.

Transportasi massal yang ada di Jakarta sebenarnya juga telah dipasangi pengumuman untuk hal serupa. Namun, belum sampai ke tahap penyediaan kursi secara permanen untuk empat golongan tersebut. (Alsadad Rudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×