Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koordinator bidang Perekonomian mencatat nilai komitmen investasi pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) secara nasional mencapai Rp 85,3 triliun hingga Oktober 2019.
Sementara, yang telah terealisasi baru sebesar Rp 21 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 8.686 orang.
Baca Juga: Ada KEK di Sorong, Pemda Papua Barat janji tingkat kualitas SDM
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, jumlah komitmen maupun realisasi investasi pada KEK secara nasional itu memang masih di bawah harapan.
Pasalnya, masih ada beberapa aspek dalam penyelenggaraan KEK yang perlu disempurnakan untuk mendorong peningkatan nilai investasi ke depannya.
“Tidak mudah memang mengundang industri untuk masuk ke KEK di daerah-daerah karena mereka menilai Jawa masih lebih menarik. Tapi kita tetap jadikan KEK sebagai tempat pengembangan industri baik di Jawa maupun luar Jawa,” kata Darmin, Kamis (10/10).
Pemerintah memang telah membuka peluang untuk penetapan KEK untuk industri di Pulau Jawa dengan syarat tertentu seperti industri berorientasi ekspor, industri substitusi impor, atau industri teknologi tinggi. Sebelumnya, KEK di Jawa lebih difokuskan untuk kegiatan pariwisata.
Selain itu, komitmen investasi yang masih terbilang rendah juga disebabkan oleh banyaknya kasus multitafsir terhadap kebijakan dan insentif pemerintah untuk KEK, misalnya Tax Holiday.
“Repotnya, meski pemerintah sudah ubah sana-sini aturannya, investor pasti lebih percaya dengan investor lain yang sudah ada di dalam yang mengalami multitafsir macam-macam itu,” lanjut Darmin.
Baca Juga: Menjadi KEK ke-11 yang beroperasi, pemerintah resmikan KEK Sorong
Oleh karena itu, pemerintah kemarin baru saja memperpanjang kerja sama pengembangan KEK secara nasional dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sebagai upaya sinergi untuk menyosialisasikan dan mengkomunikasikan berbagai penyesuaian kebijakan dan aturan terkait KEK kepada para pelaku usaha dan investor.
Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto mengatakan, nilai investasi yang ditargetkan pemerintah dari seluruh KEK secara nasional sebesar Rp 726 triliun pada 2030.
Beberapa KEK yang sudah beroperasi dan memberikan kontribusi kepada perekonomian, antara lain KEK Sei Mangkei di Sumatra Utara. Sepanjang Januari sampai April 2019 kemarin pelaku usaha di KEK Sei Mangkei sudah melakukan ekspor senilai Rp 1,2 triliun dari 84 ton hasil produksi.
“Per tahunnya setidaknya ekspor dari Sri Mangkei sebesar US$ 280 juta, itu baru yang dari PT Unilever Oleochmical Indonesia,” tutur Enoh.
Baca Juga: KEK Sorong diproyeksikan menarik investasi senilai Rp 32,5 triliun
Ada juga KEK Palu di mana terdapat PT Hong Thai International yang mengekspor produk senilai US$ 1,57 juta dari produk Gumrosin dan Turpentine sepanjang Januari-Juni 2019.
Untuk KEK Pariwisata seperti KEK Morotai, Dewan Nasional mencatat terus terjadi peningkatan wisatawan di pulau yang berada di Maluku Utara itu. Dalam periode 2015-2018, peningkatan kunjungan wisatawan mencapai 303% atau 15.044 kunjungan.
Adapun, hingga saat ini sudah ada 13 KEK yang ditetapkan. Terdiri dari 8 KEK manufaktur dan 5 KEK kepariwisataan. Sebanyak 11 KEK di antaranya sudah beroperasi, termasuk KEK Sorong yang diresmikan pemerintah pada hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News