kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.866.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.535   -35,00   -0,21%
  • IDX 7.059   79,06   1,13%
  • KOMPAS100 1.024   12,18   1,20%
  • LQ45 798   11,34   1,44%
  • ISSI 222   1,58   0,72%
  • IDX30 416   6,84   1,67%
  • IDXHIDIV20 491   8,63   1,79%
  • IDX80 115   1,37   1,20%
  • IDXV30 117   0,85   0,73%
  • IDXQ30 136   2,16   1,62%

Tokoh Islam harus waspadai NII


Rabu, 27 April 2011 / 15:24 WIB
ILUSTRASI. Suasana di Matahari Departemen Store (LPPF). Analis menilai emiten ritel dengan segmentasi menengah ke bawah paling terdampak pandemi Corona. KONTAN/Baihaki/26/1/2015


Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Wakil Ketua MPR RI, Lukman Hakim Saifuddin, mengimbau agar para ulama, kiai, agamawan, para ajengan, dan tokoh-tokoh Islam harus menjadikan Negara Islam Indonesia (NII) sebagai sebuah kritikan keras untuk semua ulama Islam agar bisa memberikan pengajaran Islam lebih baik lagi.

"Mereka harus menjadikan NII sebagai sebuah kritik keras terhadap para ulama kita para pemuka agama kita khususnya Islam," ujar Lukman ketika masuk Gedung DPR RI Nusantara III, Rabu (27/4).

Oleh karena itu, Politisi PPP itu mengimbau agar keberadaan NII itu pun harus dijadikan acuan agar para agamawan Islam lebih menekankan ajaran Islam untuk dititiktekankan pada substansi agama. "Esensinya itu loh. Kita harus lebih penekanannya kepada kenapa kita beragama. Itu yang mesti dijelaskan dibanding hanya agama dijelaskan formalitasnya saja kaya ritual ibadahnya. Tapi, kenapa kita beragama dan untuk apa beragama itu adalah filosofi yang perlu digali," tegasnya.

Bagi Lukman, pergerakan NII itu menggunakan unsur pergerakan di bawah tanah. Tak hanya itu, ia pun meyakini jika pergerakan NII itu ditengarai ada kepentingan dari pihak lain. "Kepentingan lain atau setidak-tidaknya kenaifan mereka dalam memahami Islam dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tertentu," tegasnya.

Lukman pun mengimbau agar aparat intelijen Indonesia kudu mengungkapkan tujuan cuci otak NII. Lanjutnya, misalnya apakah NII ini sebenarnya telah dimanfaatkan oleh kepentingan tertentu untuk kepentingan politik, sosial, atau pun ekonomi mereka.

Menurut Lukman, kaitannya NII dengan intelijen adalah karena saat ini RUU intelijen sedang dikaji. Di mana menurutnya intelijen Indonesia itu sebenarnya tidak hanya sekadar menjaga kekuasaan, kedaulatan negara atau presiden, tapi intelijen juga harus mengamankan pula ideologi agama negara. "Itu yang lebih penting. Jadi intelijen itu jangan hanya menjaga penguasa tapi ideologi menjaga Pancasila. Jangan dibelokkan ke arah kekuasaan saja," tutupnya.

Sekadar informasi, saat ini pergerakan ajaran Kelompok Negara Islam Indonesia (NII) bukan hanya beredar di kalangan orang yang kurang memiliki pendidikan. Tapi saat ini pergerakan NII sudah memasuki kalangan intelektual mahasiswa bahkan media, seperti kameramen Global TV.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×