kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.063   79,60   1,14%
  • KOMPAS100 1.058   17,14   1,65%
  • LQ45 832   14,49   1,77%
  • ISSI 214   1,20   0,57%
  • IDX30 424   8,21   1,97%
  • IDXHIDIV20 511   9,17   1,83%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,74   0,60%
  • IDXQ30 141   2,48   1,78%

TKDN 100%, produsen listrik swasta minta dibantu


Kamis, 04 Mei 2017 / 17:25 WIB
TKDN 100%, produsen listrik swasta minta dibantu


Reporter: M. Ghiffari L. Alif P. | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) menyambut baik keinginan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mendorong penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga 100% untuk proyek pembangkit listrik dibawah 100 MW.

Ketua Umum APLSI Ali Herman Ibrahim mengatakan, adanya kebijakan seperti ini dinilai sangat menguntungkan, karena menyerap kinerja dari perusahaan-perusahaan pengembang listrik dalam negeri. Selain bisa memberdayakan perusahaan lokal, proyek jenis ini juga menyerap sumber daya manusia dalam jumlah yang besar. Info saja, Untuk setiap proyek pembangkit listrik bertenaga 100 MW membutuhkan anggaran sekitar US$ 90 juta-US$ 140 juta. Itupun hanya untuk konstruksi saja.

Namun di satu sisi, sangat disayangkan bahwa permitaan pemenuhuan TKND hingga 100% tidak dibarengi dengan insentif dari pemerintah dan perbankan terkait pembiayaan untuk industri dalam negeri. “Ya, tentu hal yang baik bagi kami para produsen listrik swasta. Tapi percuma juga kalau tidak diperhatikan sama pemerintah dan dibantu modal sama perbankan,” kata Ali kepada KONTAN, Kamis (4/5).

Menurut Ali, perusahaan produsen listrik dalam negeri lebih dari mampu untuk memenuhi permintaan komponen dalam negeri dari PLN catatan harus disokong pendanaanya oleh perbankan. Pasalnya, memproduksi komponen pembangkit listrik dengan kandungan lokal yang tinggi membutuhkan anggaran besar. "Jika tidak mendapatkan fasilitasi pembiayaan, maka akan sangat sulit bersaing dengan kompetitor asing," keluhnya.

Sejatinya produsen strum di Indonesia sudah bisa memproduksi secara mandiri komponen seperti travo dan transformer. Untuk komponen lainnya seperti turbin dan generator bukan tidak mungkin diproduksi di dalam negeri. Cuma, yang menjadi kendala kembali lagi ke pendanaan dan perhatian yang dinilai masih sangat minim. “Sekarang sih, ya, jangan cuma bisa minta untuk mendorong produksi komponen lokal. Kalau tidak dibantu sama saja kayak nyuruh anak lima tahun bertanding bola sama pemain liga Inggris. Mustahil bersaing kan,” sindir Ali.

Sebelumnya, Pemerintah bersama PT PLN persero mencanangkan program PLTU Nasional untuk meningkatkan pemanfaatan tingkat kandungan dalam negeri di atas 50%. PLTU Nasional akan menggunakan bahan bakar kalori rendah dan dibangun menggunakan produk buatan industri dalam negeri. Pencanangan dilakukan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat menghadiri Hari Listrik Nasional di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (28/).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×