kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tingkatkan neraca perdagangan, Kemendag dorong pasar ekspor pangan olahan


Selasa, 16 Juni 2020 / 11:48 WIB
Tingkatkan neraca perdagangan, Kemendag dorong pasar ekspor pangan olahan
ILUSTRASI. Pengemasan produk olahan sidat PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) melalui anak usahanya di bidang budidaya perikanan, PT Iroha Sidat Indonesia (ISI) dan PT Suri Tani Pemuka (STP).


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mendorong pasar ekspor produk pangan olahan di tengah pandemi Covid-19 untuk meningkatkan neraca perdagangan Indonesia di kuartal II 2020.

“Pandemi Covid-19 memengaruhi kinerja perdagangan di hampir seluruh negara di dunia. Namun, hal ini tidak menyurutkan langkah pemerintah untuk mendorong kinerja perdagangan Indonesia di kuartal II 2020, khususnya ekspor pangan olahan,” ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto yang dikutipdari keterangan tertulis, Selasa (16/6).

Untuk mencapai tujuan tersebut, Agus berharap adanya peran serta berbagai pihak untuk menghasilkan terobosan dalam peningkatan ekspor produk pangan olahan Indonesia di tengah pandemi Covid-19, 

Baca Juga: Lindungi pasar tradisional agar geliat ekonomi di era new normal terjaga

Menurut Agus, untuk mendorong kinerja perdagangan Indonesia di era kenormalan baru sudah ada berbagai kebijakan strategis yang dilakukan.

Berbagai kebijakan tersebut seperti meningkatkan kemudahan dan kecepatan pelayanan penerbitan surat keterangan asal (SKA) barang ekspor melalui penerapan affixed signature and stamp, menerapkan autentikasi otomatis dalam prroses perizinan ekspor dan impor bagi pedagang yang memuiliki reputasi,  meningkatkan dan mempercepatan layanan ekspor impor dan pengawasan melalui Ekosistem Logistik Nasional (National Logistic Ecosystem/NLE).

Selanjutnya, meningkatkan fasilitasi dan pelayanan informasi ekspor, promosi ekspor serta penjajakan kesepakatan dagang secara virtual melalui perwakilan perdagangan, melanjutkan pelatihan bagi calon eksportir baru secara virtual, juga mengusulkan insentif berupa asuransi atau kredit ekspor atau pembiayaan lainnya dari perbankan bagi eksportir terdampak Covid-19.

Agus juga mengatakan, perwakilan perdagangan memiliki peran sangat strategis untuk mendukung kebijakan tersebut. Khususnya menggali informasi terkini tentang perkembangan situasi di negara tujuan ekspor.

Baca Juga: Lindungi konsumen, e-commerce asing wajib punya kantor perwakilan di Indonesia

Dia meminta agar perwakilan perdagangan terus menjalin komunikasi dengan kementerian/instansi terkait di negara akreditasi, asosisasi, serta pelaku usaha untuk menyampaikan laporan bulan dengan hasil transaksinya.

“Dengan demikian, pelaku produk pangan olahan Indonesia tetap dapat mengakses pasar dengan pemahaman regulasi atau ketentuan baru di masa transisi. Mengingat, beberapa negara sudah mulai membuka fasilitas publik dan pusat-pusat kegiatan ekonominya, sehingga perubahan itu harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” kata Agus.

Sementara itu, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kasan mengatakan, salah satu tantangan bagi para pelaku usaha di Indonesia adalah adanya pembatasan sosial atau karantina wilayah. Tetapi, dia meminta agar hal ini tidak menyusutkan semangat para pelaku usaha untuk melakukan ekspor dan membuka peluang pasar baru apalagi produk makanan dan minuman sangat dibutuhkan dunia.

Adapun, Ketua GAPMMI Adhi Lukman mengatakan, untuk bersaing dengan pasar global maka Indonesia harus memperkuat industri nasional, khususnya percepatan pemulihan setelah Covid-19.

Adhi pun mengusulkan agar dilakukan peningkatan akselerasi dalam menjadikan Indonesia 4.0 industri bernilai tambah sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi, meningkatkan ketersediaan bahan baku sebagai bagian dari rantai nilai glonal, melakukan peninjauan regulasi untuk mendukung industrialisasi serta menjadikan Indonesia sebagai pusat penelitian hub global untuk sektor industri makanan dan minuman.

Baca Juga: Perusahaan sawit berupaya terus mendorong ekspor CPO

Sebagai informasi, ekspor produk makanan olahan pada Januari hingga April 2020 tercatat sebesar US$ 1,32 miliar atau naik 7,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari capaian ekspor tersebut, produk utamanya adalah makanan olahan dengan nilai US$ 139,83 juat, olahan krustase udang senilai US$ 137,15 juta, olahan ikan US$ 129,16 juta, olahan krustase kepiting US$ 106,1 juta juga esens dan konsentrat kopi senilai US$ 104,89 juta.

Sementara, negara tujuan ekspornya adalah Amerika serikat dengan pangsa pasar 22,11%, Filipina dengan pangsa pasar 12,15%, Malaysia sebesar 7,65%, Singapura sebesar 5,64% dan Jepang sebesar 5,41%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×