kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tingkat hunian di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet diklaim menurun


Senin, 05 Oktober 2020 / 22:10 WIB
Tingkat hunian di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet diklaim menurun
ILUSTRASI. PMI dan warga negara Indonesia (WNI) yang baru tiba akan melakukan karantina di Wisma Atlet C2 Pademangan Jakarta, Sabtu (26/9/2020).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Koordinator RSD Covid-19 Wisma Atlet, Mayjen TNI Tugas Ratmono mengatakan ada penurunan tingkat hunian di Rumah Sakit (RS) Darurat Wisma Atlet, artinya jumlah pasien yang dirawat disana semakin berkurang.

Per 5 Oktober 2020 ini jumlah pasien atau tingkat hunian pada tower 4 sekitar 40%, tower 5 sekitar 60%, tower 6 ada 59% dan tower 7 sekitar 66%. Tugas menambahkan untuk tower 4 dan tower 5 diperuntukan bagi pasien tanpa gejala (OTG), sedangkan tower 6 dan tower 7 bagi pasien bergejala ringan dan sedang.

"Artinya kita lihat huniannya tidak seperti minggu kemarin yang bisa capai 90%. Ini mudah-mudahan huniannya juga semakin menurun, hingga mudah-mudahan akhirnya tidak ada lagi yang dimasukkan ke wisma atlet artinya mudah-mudahan Covid-19 ini selesai," harap Tugas saat diskusi virtual BNPB pada Senin (5/10).

Namun Tugas menyebut bahwa jumlah tersebut memang fluktuatif. Adapun jumlah yang masuk di Wisma Atlet dilihat dari dua minggu terakhir terdapat tren penurunan ke flat bahkan cenderung grafiknya menurun. Tugas berharap tren tersebut dapat semakin kearah membaik.

Baca Juga: PT JIEP berikan ribuan karton air mineral ke rumah sakit darurat Wisma Atlet

"Mudah-mudahan landai seterusnya ini dan mudah-mudahan mencerminkan di masyarakat sudah ada penurunan walaupun kita lihat jumlah penambahan terinfeksi masih di Jakarta khususnya masih di atas 1000," imbuhnya.

Kemudian untuk pasien OTG, Tugas mengungkapkan jumlahnya menurun di RS Darurat Wisma Atlet. Di tower 4 dan tower 5 terdapat 1.666 pasien, dimana sebelumnya disebut Tugas hingga diatas 2.000 pasien. Sementara itu, pasien di tower 6 dan tower 7 ada sekitar 1.800 orang.

Penurunan tingkat hunian di Wisma Atlet selain efek dari sinergisitas dari berbagai pihak dalam penanganan Covid-19, juga lantaran dibukanya isolasi mandiri pasien Covid-19 di hotel.

"Ini akan memberikan pemerataan dalam konteks katakanlah di wisma atlet 90%, akan memberikan suatu beban kepada tenaga kesehatan. Dengan jumlah hunian yang menurun tentu ini akan membuat beban menurun juga, dan ini menjadi sebuah perlindungan kepada tenaga kesehatan," jelasnya.

Slamet Budiarto Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyampaikan bahwa peforma para tenaga kesehatan di daerah masih tinggi.

Baca Juga: Tekan kasus Covid-19 di Indonesia, berikut strategi pemerintah

Slamet bahkan menyebut mereka tetap bersemangat menangani pasien Covid-19 meski lebih dari 8 jam dalam sehari.

Para tenaga kesehatan selama ini hanya menyampaikan pesan terkait 'senjata' dalam bertempur melawan virus tersebut, misalnya ketersediaan obat dan alat lainnya.

Pihaknya berharap kepada pemerintah agar semua logistik yang terkait dengan pengobatan harus tercukupi termasuk ventilator maupun obat-obatan.

"Paling tenaga kesehatan tuh curhatnya soal obat yang kosong terkait dengan medis. Tapi kalau mengeluh capek itu nggak ada mereka semuanya bekerja sesuai dengan pedoman yang sudah dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan mendiagnosa, suspect dan lainnya semua diagnosa berpedoman pada aturan yang sudah dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan," ungkap Slamet.

Baca Juga: Tekan kasus infeksi Covid-19 di Indonesia, pemerintah siapkan tiga strategi berikut

Slamet menekankan kepada masyarakat agar terus disiplin dalam penerapan protokol kesehatan yang mampu menekan penyebaran Covid-19. Penerapan 3M, yaitu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, memakai masker dan menjaga jarak saat ini menjadi satu-satunya senjata yang tepat dalam mencegah penularan Covid-19.

"Kami harapkan masyarakat dengan kesadaran menerapkan menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak atau 3M. 3M itu nomor satu, nomor dua itu juga 3M nomor 3 itu 3M juga lalu kemudian menjauhi kerumunan," ujarnya.

Selanjutnya: Per Kamis (1/10), flat isolasi mandiri di Wisma Atlet terisi 1.877 pasien OTG







 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×