kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga langkah pacu ekspor ke negara non tradisional


Selasa, 15 Agustus 2017 / 22:27 WIB
Tiga langkah pacu ekspor ke negara non tradisional


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Markus Sumartomjon

Tingkatkan ekspor ke pasar nontradisional, pemerintah perlu lakukan tiga hal


JAKARTA. Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, pemerintah harus lebih agresif dalam memasarkan produk Indonesia di negara tujuan ekspor alternatif atau pasar non tradisional.

Ada tiga hal yang perlu pemerintah lakukan. Pertama, promosi yang bisa melalui trade expo atau mengaktifkan diplomasi ekonomi. Kedua, negosiasi hambatan dagang baik yang berasal dari tarif maupun non tarif.

"Sehingga penetrasi produk ekspor Indonesia bisa lebih besar," kata Bhima kepada KONTAN, Selasa (15/8).

Ketiga, membuat atau memperbarui perjanjian kerjasama perdagangan secara bilateral. Contoh kerjasama Indonesia dan Pakistan atau Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement (IP-PTA) tahun 2013 yang menghapus hambatan dagang terutama bea masuk yang selama ini menjadi penghalang penetrasi ekspor produk sawit Indonesia ke Pakistan.

Hasilnya, "pada tahun 2016, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Pakistan bernilai sekitar US$ 1,3 miliar," tambah dia.

Ia melanjutkan, selain Pakistan, Turki dan Rusia menjadi negara yang potensial untuk produk CPO dan karet Indonesia. Afrika Selatan, Nigeria, dan Ghana juga menjadi negara-negara yang potensial.

"Beberapa produk Indonesia cukup laku keras di Afrika misalnya mie instan dan kopi bubuk," kata Bhima lagi.

Maka, pemerintah perlu mendiversifikasi produk ekspor. Sebab, pasar Afrika saja cukup besar dan pertumbuhan jumlah penduduknya relatif lebih cepat dibandingkan wilayah lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×