kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Testing dan tracing di Indonesia rendah, ini pengakuan Menkes


Jumat, 30 Juli 2021 / 14:52 WIB
Testing dan tracing di Indonesia rendah, ini pengakuan Menkes
ILUSTRASI. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin akui Testing dan tracing di Indonesia sangat rendah sehingga hambat atasi penyebaran Covid-19.


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui, pemeriksaan atau testing Covid-19 di Indonesia masih sangat rendah. Bahkan, kata Budi, jumlah testing di Indonesia di bawah rata-rata negara lain. 

"Testing ini merupakan salah satu titik kelemahan kita. Kita vaksinasinya sudah lumayan tetapi testing dan tracing kita masih di bawah rata-rata negara yang baik testingnya," kata Budi, dalam acara yang digelar Universitas Airlangga secara daring, Jumat (30/7/2021). 

Budi meminta, pemerintah daerah untuk meningkatkan testing sesuai kaidah-kaidah epidemiologis. Sehingga, jika ada warga yang terpapar Covid-19, petugas dapat melakukan pelacakan kontak erat atau tracing lebih cepat. 

"Kemudian, bagaimana follow up-nya kalau hasilnya ada yang positif, mana yang ditaruh di rumah sakit, mana yang di isoman, mana yang diisolasi terpusat," ujarnya. 

Baca Juga: Budi Gunadi sebut Indonesia dan WHO finalisasi konsep pengembangan vaksin Covid-19

Lebih lanjut, Budi mengatakan, penanganan Covid-19 tidak hanya bergantung pada vaksinasi, tetapi harus diiringi dengan peningkatan pelaksanaan 3T (testing, tracing, treatment) di daerah. 

"Vaksinasi baik, benar, tapi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi pandemi, tetap kita harus kuat di testing, lacak dan isolasinya, kita mesti kuat juga protokol kesehatan dan strategi perawatan," pungkasnya.

Ketua Komisi IX DPR Felly Estelita Runtuwene mengatakan, tanpa ada peningkatan testing dan pelacakan (tracing) di masyarakat, penanganan pandemi Covid-19 tidak akan optimal. 

Ia mengatakan, kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat mulai dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tidak akan efektif bila tidak dibarengi dengan testing dan tracing yang masif. 

"Kami tidak henti-hentinya mengingatkan pemerintah agar peningkatan testing ini sebagai prasyarat agar penanganan pandemi bisa lebih efektif lagi," kata Felly, dikutip dari situs DPR, Jumat (30/7/2021). 

Baca Juga: Mudah! Ini cara download sertifikat vaksin Covid-19 dari PeduliLindungi.id

"Kita sudah adakan PPKM, PSBB, dan sebagainya, tapi kalau tidak dibarengi dengan testing dan tracing saya kira tidak akan maksimal," tutur dia. 

Felly mengatakan, Indonesia hanya melakukan tes kepada 66.807 orang per 1 juta orang. Angka tersebut jauh di bawah Malaysia yang melakukan tes kepada 417.767 orang per 1 juta orang. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×