Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi penyaluran dana program pemulihan ekonomi nasional (PEN) baru separuh target. Data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukkan, sampai dengan 14 Oktober 2020 tercatat Rp 344,11 triliun atau baru 49,5% dari pagu sebesar Rp 695,2 triliun.
Padahal, waktu untuk menyalurkan anggaran yang menyebabkan defisit anggaran membengkak itu tinggal sekitar dua bulan lagi, atau sampai akhir tahun ini. Hal tersebut sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2020 yang merupakan payung hukum program PEN.
Secara lebih rinci, realisasi anggaran kesehatan sebesar Rp 27,59 triliun, perlindungan sosial Rp 167,08 triliun, sektoral K/L dan pemda Rp 28 triliun, insentif usaha Rp 29,68 triliun, dukungan UMKM Rp 91,77 triliun. Sementara, pembiayaan korporasi menunggu waktu yang tepat, alias belum terealisasi sama sekali.
Baca Juga: Jokowi: Informasi soal vaksin corona harus detail, agar tidak dipelintir dan didemo
Kendati demikian, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi program PEN mengalami akselerasi yang signifikan selama bulan Agustus dan September 2020. Penyerapan belanja PEN pada bulan September tumbuh 46,9% dari bulan Agustus.
Akselerasi tersebut didukung oleh percepatan belanja penanganan Covid-19 dan percepatan program PEN lainnya, seperti insentif usaha, DAK fisik, DID pemulihan, dan prakerja, serta adanya program-program baru yang langsung segera direalisasikan seperti bantuan produktif UMKM (BPUM) dan subsidi gaji/upah.
Namun, Sri Mulyani menegaskan, pemerintah pusat berharap pemerintah daerah dapat berkoordinasi dengan baik dalam hal penyaluran anggaran baik yang berasal dari program PEN maupun lainnya.
“Meski pemerintah sudah transfer tapi tidak serta merta mereka lakukan langkah cepat seperti yang kita harapkan. Ini masih sangat tertahan. Ini juga memang karena ada masalah penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) mereka turun. Tapi kita harap program lain masih bisa diupayakan,” ujar Sri Mulyani dalam Konferensi APBN Laporan Periode Realisasi September, Senin (19/10).
Selanjutnya: Sri Mulyani: Pendapatan negara melandai akibat dampak PSBB lanjutan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News