kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ternyata gerhana bulan tak nongol di Jakarta


Rabu, 08 Oktober 2014 / 21:51 WIB
Ternyata gerhana bulan tak nongol di Jakarta
ILUSTRASI. Promo Alfamart Gantung Periode 26 April-2 Mei 2023.


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pukul 15.38 WIB, sebuah email masuk. Itu dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Isinya seputar prakiraan cuaca dalam kurun waktu 3 - 24 jam.

Dari rilis itu, tak ada fenomena cuaca istimewa. Cuma informasi adanya siklon tropis Vongfong dan bibit siklon tropis di Laut Andaman. Selebihnya, potensi hujan ringan dan hujan sedang di sejumlah daerah.

Namun, informasi yang secara meteorologi tak begitu istimewa tiba-tiba jadi perhatian. Sebabnya, bakal ada gerhana Bulan total yang langka Rabu (8/10) senja.

Gerhana Bulan total yang disisipi dengan fenomena selenelion, yaitu saat Bulan dan Matahari terpisah 180 derajat, hanya bisa disaksikan bila langit cerah. Sementara, BMKG menginformasikan bahwa Jakarta Pusat, Selatan, dan Barat berpotensi hujan ringan.

Menengok ke luar ruangan, langit memang sedikit mendung. Namun, masih ada harapan karena tak sepenuhnya gelap. Siapa tahu, begitu senja tiba, langit bakal sejenak cerah.

Sekitar 1,5 jam kemudian, Kompas.com bersiap-siap menuju ke Planetarium Jakarta di kompleks Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ) menggelar pengamatan bersama yang terbuka untuk umum.

Sampai dalam 15 menit, Kompas.com menjumpai planetarium telah penuh anak-anak, remaja, ibu-ibu, dan media.

Di lobi planetarium, sejumlah remaja berbaris. Petugas mengatakan, mereka antri untuk bisa melihat gerhana. Sementara, di sebuah ruangan di lantai 2, wartawan berkumpul untuk mendengarkan penjelasan tentang fenomena gerhana langka ini.

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.40 WIB. Kompas.com memutuskan untuk naik ke lantai teratas planetarium, tempat pengamatan biasa digelar.

Di sana, telah berkumpul sejumlah anggota HAAJ. Mereka mempersiapkan sejumlah teleskop sehingga bila gerhana bisa terlihat, publik dapat menggunakannya untuk mengamati Bulan lebih detail.

Melihat ke atas, langit ternyata mendung. Hingga pukul 17.46, langit tertutup awan. Jangankan selenelion, matahari yang tenggelam pun tak tampak.

Menjelang pukul 18.00 WIB, persiapan pengamatan pun dimulai walaupun awan masih menggelayut. Publik yang ingin melihat gerhana telah berada di tempat pengamatan, walau tak semua. Pewarta foto dan video siap dengan kameranya.

Di waktu tersebut, gerhana Bulan total sebenarnya sudah bisa dilihat. Waktu totalitas untuk wilayah Jakarta adalah 17.24 - 18.24 WIB.

Sayang, Bulan tak kunjung menampakkan diri. Hingga pukul 18.30 WIB, awan tak menyingkir dari pandangan. Resmi sudah, gerhana Bulan merah darah dan fenomena langka langka yang didamba batal datang.

Publik dan pewarta pun gigit jari. Foto Bulan bundar berwarna merah darah tak didapat. Publik pun tak bisa mengamatinya.

Di lobi planetarium, ratusan peminat fenomena gerhana mesti puas menonton livestreaming gerhana dari Observatorium Griffith. Paling tidak, gambaran Bulan yang berwarna merah darah bisa didapat dari tontonan itu.

Begitulah gerhana dan fenomena langit lainnya. Siapa pun bisa mendamba, tetapi lokasi dan cuaca yang menentukan penampakannya.

Meski demikian, tak perlu terlampau kecewa. Pasti ada kesempatan lain untuk mengamatinya. Astronom asal Perancis Peter Gassendi saja harus menunggu dari tahun 1643 - 1648 hingga dapat mengamati gerhana langka selenelion.

Bagi warga Indonesia, fenomena menarik yang bisa disaksikan dalam waktu dekat antara lain gerhana Bulan sebagian pada April 2015 dan gerhana Matahari pada 2016. (Yunanto Wiji Utomo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×