kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Tercapainya herd immunity di Indonesia masih sangat jauh, ini penjelasannya


Selasa, 22 Juni 2021 / 08:18 WIB
Tercapainya herd immunity di Indonesia masih sangat jauh, ini penjelasannya
ILUSTRASI. Ahli epidemiologi menjelaskan, Indonesia masih sangat jauh untuk mencapai herd immunity. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/21/06/2021.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Artinya, harus ada 221,8 juta orang yang sudah divaksin penuh atau butuh sekitar 445-450 juta dosis vaksin. Karena satu orang harus mendapat dua dosis vaksin penuh. 

Sementara untuk varian Delta yang saat ini banyak kasus ditemukan di Kudus, Jawa Tengah dan 5 provinsi lainnya, ini lebih parah dibanding varian Alpha. 

"Delta itu, dikatakan oleh ahli virus, 40 persen lebih menular daripada varian Alpha," ujar dia. 

Menurut perhitungan epidemiologis, angka R untuk varian Delta adalah 6,5. Artinya satu orang bisa menularkan virus ke 6-7 orang lain dan seterusnya. 

"Itu berarti, proporsi untuk herd immunity naik lagi menjadi 84,6 persen hampir 85 persen." 

Untuk bisa melawan varian Delta dengan herd immunity, artinya dibutuhkan 228,5 juta penduduk Indonesia yang sudah divaksin penuh. Dia berkata, untuk menentukan proporsi herd immunity ini, para ahli epidemiologi memiliki rumus yang digunakan. 

"Rumusnya satu dikurangi satu per R0," kata Windhu. 

Angka-angka inilah yang membuat herd immunity di Indonesia masih sangat jauh. Selain menggalakkan vaksinasi dan memperbanyak jumlah pasokan vaksin, Windhu berkata pemerintah juga harus tegas melakukan pencegahan. 

Saat ini yang dibutuhkan menurut Windhu adalah pencegahan dari hulu, dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Indonesia. PSBB tidak hanya di Jakarta atau zona merah saja, tapi semua daerah. Dia mengatakan, PPKM mikro tidak lagi bisa untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Indonesia. 

"Pemerintah harus tegas," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Harap Herd Immunity Segera Terbentuk, Epidemiolog: Kita Masih Sangat Jauh"
Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri

Selanjutnya: Penerapan prokes dan vaksin tak cukup tekan kenaikan kasus Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×