kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Terbitkan surat utang lagi, ratio utang terhadap PDB bisa terbang ke level 41,8%


Selasa, 05 Januari 2021 / 12:41 WIB
Terbitkan surat utang lagi, ratio utang terhadap PDB bisa terbang ke level 41,8%
ILUSTRASI. Pemerintah mematok penerbitan surat berharga negara (SBN) di tahun 2021 sebesar Rp 1.207,3 triliun.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah mematok penerbitan surat berharga negara (SBN) di tahun 2021 sebesar Rp 1.207,3 triliun. Tahap awal di kuartal I-2021, SBN yang akan dijual oleh pemerintah sebesar Rp 342 triliun.

Setali tiga uang, dengan penerbitan utang baru di tahun ini, pemerintah menghitung ratio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2021 akan berada di level 41,8%.

Outlook ini semakin dekat dengan batas rasio utang yang diamanatkan dalam Undang-Undang (UU) Keuangan Negara sebesar 60% terhadap PDB.

Angka tersebut terus melonjak tajam sejak tahun lalu. Maklum, pandemi virus corona memaksa pemerintah untuk menerbitkan utang guna membiayai dampak terhadap kesehatan, sosial, dan ekonomi.

Baca Juga: Pemerintah akan terbitkan surat utang Rp 342 triliun di kuartal I-2021

Adapun pada 2020 rasio utang terhadap PDB diproyeksikan mencapai 38,5%, meningkat dibandingkan dengan 2019 yang sebesar 30,5%.

Perkembangan terakhir, dalam laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 hingga November ratio utang terhadap PDB sebesar 38,13%.

Pada periode Januari-November 2020 lalu, utang pemerintah pusat semakin didominasi utang dalam bentuk SBN yang mencapai 86,03% dari total komposisi utang.

Pertambahan utang pemerintah di tahun 2021 dikarenakan defisit anggaran yang mencapai Rp 1.006,4 triliun atau setara 5,7% terhadap PDB. Sebab, penerimaan negara pada 2021 diprediksi hanya terkumpul Rp 1.743,6 triliun, sedangkan belanja negara sebesar Rp 2.750 triliun.

Baca Juga: Rupiah menguat ke Rp 13.000-an, ini faktor fundamental yang menjadi penopangnya

Sebagai info, mengutip kalender penerbitan SBN, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), untuk memenuhi target SBN pada kurtal I-2020 pemerintah akan melaksanakan 13 kali lelang Surat Utang Negara (SUN).

Pertama, lelang SUN akan dilaksanakan pada tanggal 5, 12, 19, dan 26 Januari 2021. Kedua, lelang digelar pada 9, 16, dan 23 Februari 2021. Ketiga, lelang dilanjutkan di tanggal 2, 9, 16, 23, dan 30 Maret 2021.

DJPPR menginformasikan lelang SUN perdana tahun ini dalam bentuk rupiah. Target indikatif lelang pada 5 Januari 2020 tersebut senilai Rp 35 triliun dengan target maksimal sebesar Rp 35 triliun.

Sebagai info, lelang perdana dilakukan hari ini pukul 09.00 WIB dan ditutup pukul 11.00 WIB dengan tanggal setelmen pada 7 Januari 2020.

“Pemerintah dapat menambah atau mengurangi tanggal lelang, menawarkan tenor tambahan pada setiap lelang serta menyesuaikan target triwulanan sesuai dengan kondisi pasar, potensi permintaan, dan strategi pembiayaan,” sebagaimana dalam keterangan DJPPR yang dihimpun Kontan.co.id, Selasa (5/1).

Selanjutnya: Pasar saham membaik, kinerja investasi asuransi jiwa diramal pulih di tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×