Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berang dituduh dekat dengan Bunda Putri oleh Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq di Pengadilan Tipikor. Pasalnya, Lutfhi mengatakan, saking dekatnya dengan SBY, Bunda Putri tahu soal reshuffle kabinet.
Menanggapi hal itu, SBY menuding balik Luthfi sebagai pembohong dan tidak ksatria untuk bertanggungjawab atas apa yang dilakukan. "Saya mendapatkan informasi, saat bersaksi di pengadilan Tipikor, Luthfi mengatakan tujuannya menemui Bunda Putri terkait reshuffle kabinet. Bunda Putri orang yang sangat dengan dengan presiden. Seribu persen Lutfi bohong. Dia (Bunda Putri) sangat tahu kebijakan reshuffle, dua ribu persen bohong," ujar SBY dengan nada suara tinggi dalam konferensi persnya di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis malam, (10/10).
Presiden menjelaskan, setiap kali ia mengadakan reshuffle kabinet, pihak pertama yang diajak bicara adalah Wakil Presiden Boediono, Sekretarisnya Menteri Sekretaris Negara, kemudian memanggil Menteri Koordinator yang membawahi menteri yang akan direshuffle. Hanya merekalah yang tahu soal itu. "Kalau ada reshuffle kabinet, istri saya pun tidak tahu," beber SBY.
Karena tuduhan langsung pada dirinya tersebut, Mantan Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan ini mengaku tertantang untuk mengungkapkan kejahatan yang melibatkan Luthfi Hasan dan sejumlah orang lainnya dalam kasus daging sapi. Menurut SBY, rakyat butuh kebenaran tentang siapa yang sebetulnya bersalah dalam kasus tersebut.
SBY mengaku tidak paham, mengapa kasus daging sapi di bawa-bawah sampai pada tingkat Presiden. Karena itu, ia menilai perlu ada penegakkan keadilan dan kebedaran dalam kasus ini. "Berani berbuat, harus berani bertanggung jawab," imbuhnya.
Sampai hari ini, SBY mengaku belum memiliki data yang lengkap tentang siapa itu Bunda Putri yang dibilang Luthfi dekat dengannya. Presiden berharap dapat mengetahui mengenai hal ini dalam satu atau dua hari ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News