kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.465   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.898   66,24   0,97%
  • KOMPAS100 1.001   10,19   1,03%
  • LQ45 775   7,44   0,97%
  • ISSI 220   2,72   1,25%
  • IDX30 401   2,31   0,58%
  • IDXHIDIV20 474   1,13   0,24%
  • IDX80 113   1,15   1,03%
  • IDXV30 115   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   0,58   0,44%

Temui fund manager AS, Jokowi janjikan perbaikan


Rabu, 28 Oktober 2015 / 19:42 WIB
Temui fund manager AS, Jokowi janjikan perbaikan


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Sebelum meninggalkan negara Amerika Serikat (AS), Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak membuang kesempatan untuk bicara dengan sejumlah fund manajer.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi berusaha meyakinkan mereka, bahwa pasar dalam Indonesia sudah lebih baik.

Oleh karenanya, para investor itu diminta untuk tidak ragu memandang kondisi ekonomi Indonesia.

Pertemuan itu dilakukan di WIllard Intercontinental Hotel, Washington DC, Selasa (27/10) kemarin.

Seperti halnya yang disampaikan Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, dalam kesempatan tersebut Jokowi menjelaskan bahwa saat ini pihaknya terus fokus memperbaiki iklim investasi.

Apalagi, investasi dari sektor swasta saat ini telah menyumbang sekitar 50% dari Gross Domestik Bruto (GDP).

Berbagai program pemerintah juga dijelaskan dalam pertemuan tersebut, seperti mendorong pembangunan infrastruktur.

Termasuk diantaranya beberapa program reformasi struktural lainnya, seperti pengalihan beban subsidi energi.

Menurut Jokowi hal itu dilakukan agar berinvestasi di Indonesia lebih menguntungkan.

"Indonesia merupakan bagian dari market-ekonomi," kata Jokowi, Selasa (27/10).

Salah satu bukti yang menunjukan bahwa Indonesia bagian dari mata rantai pasar dan ekonomi global adalah, mata uangnya yang juga ditentukan oleh pasar.

Namun demikian, Jokowi juga menyampaikan upaya perbaikan belum selesai.

Pertemuan dengan fund manager AS itu dinilai cukup penting.

Sebab, cukup banyak hot money yang ada di Indonesia berasal dari negeri paman sam itu.

Direktur INDEF Enny Srihartati menilai, pertemeuan tersebut tidak bisa mengubah apapun jika fundamental dalam negeri tidak dijaga.

Terutama kebijakan pemerintah yang disiapkan untuk merespon berbagai kebijakan global.

Lebih lanjut Enny menilai pemerintah seharusnya mendorong lebih banyak investor dalam negeri lebih aktif di pasar.

Daripada mendorong investor asing, yang berpotensi keluar ketika sentimen berbalik arah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×