kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.354.000   33.000   1,42%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

Tawaran Jadi Anggota BRICS, Indonesia Perlu Pertimbangkan Hal Ini


Sabtu, 09 September 2023 / 20:02 WIB
Tawaran Jadi Anggota BRICS, Indonesia Perlu Pertimbangkan Hal Ini
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo memberi keterangan usai hadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-15 yang digelar di Sandton Convention Center, Johannesburg, Republik Afrika Selatan, Kamis, 24 Agustus 2023.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - LABUAN BAJO. Indonesia menjadi tamu undangan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) forum negara-negara BRICS di Afrika Selatan pada akhir bulan Agustus 2023.

Sebagai informasi, BRICS merupakan forum yang beranggotakan negara Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Lantas santer beredar kabar bahwa Indonesia akan masuk ke dalam keanggotaan BRICS.

Kabar ini langsung ditanggapi Presiden Joko Widodo. Pada akhir bulan lalu, ia bilang, Indonesia tengah mengkaji dan mengkalkulasi kemungkinan tersebut.

Baca Juga: Sanksi Atas Rusia Semakin Mendekatkan BRICS

Jokowi juga menegaskan, Indonesia tak mau buru-buru dalam memutuskan terkait keikutsertaan menjadi anggota BRICS.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan, sebenarnya Indonesia akan mendapatkan manfaat bila menjadi anggota BRICS, terlebih dari sisi ekonomi.

"Terkait kerja sama perdagangan, untuk akses market terlihat lebih besar dan potensial dari akses market G7. Sebenarnya menguntungkan," terang Andry dalam Pelatihan Wartawan Bank Indonesia, Sabtu (9/9).

Namun, Andry mewanti-wanti Indonesia juga harus mempertimbangkan potensi kerugian yang muncul bila Indonesia bergabung dalam forum tersebut.

Ini terkait dengan kondisi geopolitik yang tengah memanas, sehubungan dengan masalah geopolitik yang tengah memayungi beberapa negara anggota.

Baca Juga: Anti-klimaks, KTT BRICS Berakhir Tanpa Mata Uang Baru Penantang Dolar

Seperti Rusia, yang hubungannya tengah memanas akibat serangan di Ukraina, juga hubungan China yang tak mesra dengan Amerika Serikat (AS).

Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah Indonesia pasti akan mengeluarkan keputusan yang tepat. Apalagi, Indonesia memiliki peraturan internasional yang tegas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×