Reporter: Agus Triyono |
JAKARTA. Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan boleh lega. Tugas mereka untuk mengisi pundi-pundi negara sampai pertengahan tahun masih sesuai dengan target.
Berdasarkan data yang diterima KONTAN, hingga 22 Juni lalu, setoran Ditjen Bea Cukai rata-rata sudah di atas 50% dari target sepanjang tahun ini (lihat tabel penerimaan pabean per Juni 2012). Hanya penerimaan dari bea keluar saja yang pencapaiannya masih di bawah 50%.
Agung Kuswandono, Dirjen Bea dan Cukai mengklaim, angka penerimaan ini sudah jauh di atas target internal instansinya. "Kira-kira sudah 105 %- an," terang Agung, Kamis pekan lalu (28/6) .
Penerimaan pabean terutama dari bea keluar memang mengalami kemerosotan antara lain karena beberapa barang komoditas yang menjadi andalan ekspor mengalami penurunan harga. Penurunan harga ini otomatis menyebabkan penerimaan negara juga ikut melorot.
Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga adalah komoditas minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) berikut produk turunannya. Memang selama ini ekspor CPO menjadi andalan bagi Indonesia.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor CPO Indonesia hingga sepanjang Januari–April lalu mencapai US$ 7,5 miliar.
Tapi, masih ada harapan tambahan penerimaan dari pos bea keluar ini. Sebab, mulai Juni 2012 pemerintah mengenakan bea keluar sebesar 20% terhadap produk mineral tambang. Perkiraan tambahan penerimaan dari pos baru ini sekitar Rp 7 triliun sampai Rp 9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News