Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenanan atau Presidential Communaction Officer (PCO) Hasan Nasbi menanggapi istilah rojali (rombongan jarang beli) dan rohana (rombingan hanya nanya) yang mucul di tengah publik akhir-akhir ini.
Hasan menilai istilah rojali dan rohana ini tidak sepenuhnya menggambarkan kondisi ekonomi di dalam negeri. Menurutnya istilah ini hanya memperlihatkan kondisi ekonomi yang konvensional.
Padahal, dia bilang ekonomi di tanah air sudah mengalami perkembangan, dimana, model dan cara jual belinya juga sudah tidak lagi konvensional.
"Model dan cara jual beli juga berkembang, sektor logistik kita tumbuh loh," kata Hasan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (7/8).
Baca Juga: Ekonomi RI Tumbuh 5,12% Kuartal II-2025, Apindo Soroti Fenomena ‘Rojali’ dan ‘Rohana’
Hasan menyebut dalam laporan BPS, sektor logistik dalam negeri tumbuh yang memperlihatkan kegiatan ekonomi tetap berjalan.
Hasan juga mengatakan bahwa jual beli barang saat ini sudah tidak lagi di toko-toko konvensional, tapi sudah melalui marketplace ataupun plaform lainnya.
"Ya karena sektor logistik kita tumbuh cukup tinggi. Jadi ini yang bisa saya jelaskan kepada teman-teman. Jadi kita harus open-minded nih," pungkasnya.
Diketahui, kemunculan fenomena Rojali dan Rohana di berbagai pusat perbelanjaan menjadi tanda pertumbuhan ekonomi lesu.
Kedua istilah tersebut merujuk pada perilaku konsumen yang datang ke pusat perbelanjaan dalam jumlah besar, tetapi hanya melihat-lihat atau bertanya-tanya tanpa melakukan transaksi pembelian.
Baca Juga: Tepis Fenomena Rojali dan Rohana, Airlangga Klaim Konsumsi Masyarakat Menguat
Selanjutnya: Indonesia Siapkan Pengobatan untuk 2.000 Warga Gaza di Pulau Galang, Batam
Menarik Dibaca: 6 Manfaat Konsumsi Protein untuk Menurunkan Berat Badan secara Alami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News