Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus berupaya menghadirkan layanan kereta api yang terjangkau bagi masyarakat melalui subsidi untuk layanan kereta api (KA) perintis.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Djarot Tri Wardhono menjelaskan, subsidi perintis diberikan untuk layanan KA yang beroperasi di daerah baru, atau daerah yang sudah memiliki jalur namun secara komersial belum menguntungkan.
Umumnya subsidi perintis diberikan oleh Pemerintah untuk layanan KA dengan okupansi tidak lebih dari 70% namun terdapat potensi dan kebutuhan yang cukup signifikan.
Layanan KA perintis dapat dilakukan pada prasarana perkeretaapian yang baru dibangun, diaktifkan kembali, maupun jaringan yang sudah tersedia.
Jika jalur KA sudah tersedia namun belum dioperasikan, akan dilakukan skema lelang untuk menentukan operator layanan KA perintis di jalur tersebut. Seperti pada jalur KA Makassar-Parepare.
Baca Juga: Kemenhub Sebut Peremajaan KRL Perlu Segera Dilakukan, Ini Alasannya
Djarot menambahkan, saat ini DJKA memiliki 6 (enam) kontrak subsidi perintis dengan operator KA yang mencakup KA Cut Meutia, KA Datuk Blambangan, KA Lembah Anai, LRT Sumsel, KA Bathara Kresna, dan KA Makassar-Parepare.
"Total anggaran yang kami kucurkan untuk program angkutan perintis di tahun 2023 ini mencapai Rp 147 Miliar," ujar Djarot dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/3).
Adapun terkait keberlanjutan layanan KA perintis, Djarot mengungkapkan bahwa Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) terus mengupayakan pertumbuhan tingkat okupansi masing-masing KA perintis. Sehingga dapat dikonversi menjadi layanan KA PSO maupun ekonomi komersial.
Per tahun 2023 ini, sudah ada total 3 layanan KA perintis yang sudah terkonversi menjadi KA PSO. Yaitu KA Jenggala, KA Siliwangi, dan KA Minangkabau Ekspress.
Baca Juga: KAI Commuter Lakukan Pengadaan 16 Trainset Kereta Baru Bersama INKA Senilai Rp 4 T
"Integrasi dengan moda transportasi lain terus kami lakukan seperti pada LRT Sumsel untuk mendongkrak tingkat okupansi layanan KA ini, sehingga harapannya dapat segera beralih menjadi KA PSO," ungkap Djarot.
Djarot mengajak masyarakat untuk memanfaatkan layanan KA perintis yang sudah disediakan oleh Pemerintah.
"Kami optimis bahwa tingkat okupansi layanan KA perintis ini akan dapat terus tumbuh mengingat besarnya potensi wisata dan ekonomi yang dapat terlayani oleh KA ini," turut Djarot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News