kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Susi targetkan ikan laut bukan lagi barang mewah


Senin, 12 Januari 2015 / 09:56 WIB
Susi targetkan ikan laut bukan lagi barang mewah
ILUSTRASI. VKTR Teknologi Mobilitas (VTKR) Ekspansi Pabrik Bus Listrik dan Truk Listrik di Magelang


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Penanganan illegal unreported and unregulated (IUU) fishing terus dilakukan. Pemerintah memastikan tidak akan berhenti hanya sampai penenggelaman beberapa gelintir kapal beberapa waktu lalu.

Satuan tugas (satgas) anti illegal fishing pun diperkuat dengan melibatkan Badan Keamanan Laut (Bakamla), yang dibentuk langsung oleh Presiden Joko Widodo melalui Perpres 178/2014 sebagai turunan dari UU 32/2014 tentang Kelautan.

Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, Jumat (9/1) mengatakan, pihaknya dan kementerian teknis terkait akan mengusulkan kepada Presiden RI untuk menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) mengenai percepatan pemberantasan IUU fishing.

Saat ini usulan tersebut sedang dalam proses pembahasan difasilitasi oleh Sekretaris Kabinet.

Dalam kesempatan sama, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakakan, salah satu target dari penanganan illegal fishing adalah agar nelayan lokal bisa mendapatkan tangkapan dengan lebih mudah tanpa merusak lingkungan laut.

Dengan pasokan ikan yang melimpah pun, diharapkan masyarakat bisa menikmati produk laut dengan harga miring. “Jadi yang paling penting untuk masyarakat Indonesia yang luas wilayahnya dua pertiga laut ini bisa makan ikan laut. Jadi ikan laut bukan lagi menjadi barang mewah,” kata Susi.

Saat ini, Susi mengatakan harga ikan kakap merah dan tengiri sudah turun di kisaran Rp 50.000 – Rp 60.000 per kilogram. Dia menargetkan harga kedua ikan itu bisa di kisaran semula, yakni di level Rp 40.000 per kilogram.

“Supaya masyarakat Indonesia tidak bosan lagi makan ikan lele dan mujair, tapi bisa makan ikan kakap, ikan tengiri. Dan Insha Allah kalau harga sudah berkisar Rp 35.000 – Rp 40.000 per kilogram nanti industri perikanan bisa bangkit untuk ekspor ke luar negeri,” lanjut Susi.

Selain itu, dia juga berharap harga bawal putih tidak lagi mencapai ratusan ribu rupiah. “Masyarakat kecil pun bisa beli lagi di Muara Angke, Pasar Baru, bukan cuma supermarket mahal yang menyediakan bawal putih. Ini adalah target kita untuk ke depan,” kata Susi. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×