kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Surplus neraca pembayaran meleset dari perkiraan


Rabu, 07 November 2012 / 14:34 WIB
Surplus neraca pembayaran meleset dari perkiraan
ILUSTRASI. Pekerja melintas dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.


Reporter: Anna Suci Perwitasari |

JAKARTA. Perhitungan Bank Indonesia (BI) terhadap surplus BOP (balance of payment) atau neraca pembayaran (N/P) di kuartal ketiga ternyata meleset. Setelah yakin akan mengalami surplus US$ 1 miliar, ternyata dari data bulan September lalu menunjukkan kenyataan yang berbeda.

Surplus yang tercatat hanya antara US$ 800 juta hingga US$ 900 juta. Pada kuartal kedua, sebenarnya Indonesia mengalami defisit hingga US$ 2,8 miliar.

Direktur Eksekutif Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Wirjiwo mengklaim, walaupun angka BOP di bawah prediksi, namun current account defisit melewati target.

"Perkiraan current account defisit awalnya 2,6% dari PDB (produk domestik bruto) tapi dengan data September bisa mencapai 2,4% dari PDB," jelasnya saat dijumpai di Jakarta, Rabu (7/11).

Menurutnya, nilai current account defisit yang lebih baik dari proyeksi ini disebabkan oleh transaksi impor yang ternyata mengalami penurunan lebih dalam dibandingkan yang diperkirakan. "Kami sudah perkirakan kalau ekspor turun, tapi kami tidak menyangka kalau impor juga turun sedalam dari data di September," tambahnya.

Untuk cadangan devisa pun, masih diperkirakan akan mengalami kenaikan. Jika bulan lalu, cadangan devisa Indonesia di posisi US$ 110,1 miliar, maka untuk bulan ini akan naik tipis, sayangPerry masih enggan menyebut angkanya. "Tunggu besok (8/11) saja, saat BI Rate saja," pungkas Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×