Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) meyakini fundamental nilai tukar rupiah akan menguat pada tahun 2023. Gubernur BI Perry Warjiyo bahkan terlihat sumringah, saat rupiah berhasil kembali ke bawah Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS) di pekan ini.
Perry bilang, penguatan rupiah seiring dengan kondisi eksternal yang mumpuni serta fundamental ekonomi domestik yang baik.
"Fundamental ekonomi Indonesia baik. Pertumbuhan ekonomi bagus, inflasi rendah, yield menarik, neraca transaksi berjalan surplus, arus modal asing juga masuk," ujar Perry dalam BI Annual Investment Forum, Kamis (26/1).
Perry memerinci. Untuk pertumbuhan ekonomi, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 berada di titik tengah 4,9%.
Dan bila konsumsi rumah tangga terus meningkat karena mobilitas yang naik, maka titik tengah pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5% untuk tahun ini.
bankBaca Juga: Berotot, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 14.948 Per Dolar AS Pada Hari Ini (26/1)
Untuk neraca transaksi berjalan, ia memperkirakan neraca transaksi berjalan pada tahun 2022 surplus 0,9% PDB. Di tahun 2023, mungkin 0% PDB.
Surplus neraca transaksi berjalan ini juga seiring dengan neraca perdagangan yang surplus jumbo di sepanjang tahun 2022.
Adapun data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, surplus neraca perdagangan di sepanjang tahun lalu sebesar US$ 54,46 miliar. Ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.
Selain itu, Perry juga mencatat ada aliran masuk modal asing pada awal 2023. Hingga 17 Januari 2023, investasi portofolio mencatat net inflow sebesar US$ 4,6 miliar.
Dari sisi inflasi, inflasi Indonesia pada tahun 2022 tercatat 5,51% atau lebih rendah dari perkiraan semula yang lebih dari 6%.
"Ini yang kemudian membuat fundamental Rupiah akan menguat pada tahun ini. Memang ini adalah masalah waktu, dan sekarang waktunya sudah mulai datang untuk menguat," tandas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News