kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Sukuk dan samurai bond menyusul obligasi global


Selasa, 24 Januari 2012 / 10:06 WIB
Sukuk dan samurai bond menyusul obligasi global
ILUSTRASI. Pembangunan JAlan Tol. KONTAN/BAihaki/13/3/2020


Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can

JAKARTA. Tampaknya, pemerintah ingin memanfaatkan momentum kenaikan kelas peringkat utang untuk mengeruk utang. Setelah menyelesaikan penerbitan obligasi global RI0142, kini Kementerian Keuangan tengah fokus untuk mencari utang di pasar asia, dengan menerbitkan obligasi bermata uang yen Jepang samurai bond, dan sukuk global.

Meski belum mengungkapkan berapa besar target utang yang ingin pemerintah kumpulkan, maupun berapa imbal hasil yang akan ditawarkan, Kementerian Keuangan telah memiliki ancar-ancar penerbitan surat utang di luar negeri itu akan dilaksanakan akhir semester I-2012 hingga awal semester II-2012.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto memperkirakan, waktu penerbitan sukuk global dan samurai bond mungkin hampir bersamaan. Sebab, kedua instrumen pembiayaan pemerintah ini memiliki karakter investor yang berbeda. Samurai bond fokus pada investor Jepang, sedangkan sukuk global lebih menyasar investor dari Timur Tengah.

Direktur Surat Utang Negara Bhimantara Widyajala menambahkan, rencananya, pemerintah akan mengeluarkan samurai bond pada kuartal II atau sekitar April atau Juni. "Kami menghindari bulan Mei. Sebab, di Jepang pada Mei banyak hari libur," katanya, akhir pekan lalu.

Waktu penerbitan samurai bond memang belum memiliki pola seperti halnya global bond yang selalu keluar pada semester pertama setiap tahun. Indonesia pertama kali menerbitkan samurai bond pada Juli 2009 yakni RIJPY0719 senilai ¥ 30 miliar dengan kupon 2,73%. Lalu, pada November 2010 kembali menerbitkan RIJPY1120 senilai ¥ 60 miliar berkupon 1,6%.

Sementara, penerbitan sukuk global pertama kali pada April 2009 senilai US$ 650 juta dengan kupon 8,8%. Penerbitan kedua di November 2011 senilai US$ 1 miliar dengan kupon sebesar 4%.

Untuk tahun ini, Rahmat menegaskan, pemerintah akan memilih pola front loading atau mengguyur pasar dengan obligasi pemerintah, baik dalam bentuk valuta asing maupun rupiah di awal tahun. Strategi ini untuk berjaga-jaga agar pembiayaan di 2012 tidak terganggu kalau krisis ekonomi dunia makin memburuk tahun ini.
Tapi, Rahmat tidak mau merinci kapan penerbitannya. Yang pasti, "Samurai bond dan sukuk global masih dalam pipeline untuk 2012," jelasnya, Senin (23/1).

Pakai momentum

Menteri Keuangan Agus Darmawan Martowardojo mengakui, krisis ekonomi yang menghantam Eropa dan Amerika Serikat membuat ekonomi dunia melambat. Kondisi ini mengancam krisis likuiditas di pasar global.

Namun, Asia masih memiliki potensi ekonomi dan sumber likuiditas yang cukup besar. Makanya, selain pasar domestik, pemerintah akan memanfaatkan sumber pembiayaan di pasar Asia.

Pemerintah ingin memanfaatkan momentum kenaikan peringkat utang dari lembaga rating internasional menjadi investment grade. Pekan lalu, Moodys Investor Services mengerek peringkat utang Indonesia menjadi Baa3. Sebelumnya, Fitch Rating dan Japan Credit Rating Agency, mematok peringkat setara yakni BBB-. Agus berharap, perbaikan peringkat ini bisa meningkatkan daya tarik investor asing untuk menyimpan duit mereka ke instrumen investasi di Indonesia.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan, peluang Indonesia untuk menerbitkan samurai bond lumayan besar. Alasannya, likuiditas di Negeri Matahari Terbit masih lumayan besar. Ditambah, "Investor surat utang di Jepang belakangan sudah banyak masuk ke Indonesia. Bahkan, masuk ke instrumen nonsurat utang pemerintah seperti reksadana dan lainnya," papar dia.

Dengan peringkat yang lebih baik, pemerintah Indonesia tentu memiliki peluang untuk mencetak utang dengan ongkos lebih murah tahun ini. Dengan begitu, beban anggaran lebih ringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×