Reporter: Noverius Laoli, Margareta Engge Kharismawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi membantah pernyataan Menteri Perindustrian MS Hidayat yang menyebutkan, rumusan soal mobil murah atau low cost green car (LCGC) sudah berada di meja Sekretariat Negara untuk diteken Presiden.
Selain membantah, Sudi meminta kebenaran informasi tersebut ditanyakan lagi ke Menteri Perindustrian. "Ke Menteri Perindustrian saja tanya (draft LCGC), belum sampai ke Sekretariat Negara, atau saya cek nanti," bantah Sudi seusai rapat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan KEN (Komite Ekonomi Nasional) di Kantor Presiden, Rabu (13/3).
Perlu diketahui, aturan LCGC ini sempat di gadang-gadang pemerintah akan keluar akhir tahun 2012. Namun sayang, hingga Maret 2013 ini, informasi tentang beleid tersebut masih simpang siur.
Padahal, beleid yang berkaitan dengan mobil murah itu ditunggu-tunggu industri otomotif. Sebab, aturan LCGC akan mengatur kebijakan insentif berupa penghapusan Pajak Penambahan nilai Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil kecil ramah lingtkungan.
Karena aturan LCGC belum kelar, produsen otomotif terpaksa menunda produk mobil murahnya, termasuk Toyota dan Daihatsu. Toyota melalui Toyota Agya yang diperkenalkan September lalu telah menutup pesanan mobil murahnya, karena ketidakpastian beleid.
"Kami malu pada konsumen," tandas Jodjana Jody, CEO PT Astra International Toyota Sales Operation (Auto 2000) di Jakarta, Senin lalu (13/3). Walaupun menutup pesanan, namun Toyota menurut Joko Trisanyoto, Direktur Pemasaran Toyota Astra Motors (TAM) akan merilis mobil LCGC itu jika beleid sudah keluar.
Perlu diketahui, sejumlah produsen otomotif telah menyatakan kesiapan memproduksi mobil LCGC. Selain Toyota dan Daihatsu, Honda juga telah menyatakan kesiapannya memproduksi mobil LCGC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News