kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sudah berubah, Jokowi: Riau padamkan titik api saat baru satu yang muncul


Jumat, 21 Februari 2020 / 15:23 WIB
Sudah berubah, Jokowi: Riau padamkan titik api saat baru satu yang muncul
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo memberikan arahan pada Rakornas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.


Reporter: Abdul Basith | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - RIAU. Presiden Joko Widodo mengakui penanganan api di Riau telah berubah. Menurut Jokowi, di Riau, titik api langsung dipadamkan saat muncul baru satu titik. Oleh karena itu tidak menunggu titik api sudah besar.

"Disampaikan oleh Kapolda Riau baru satu saja muncul sudah ketahuan di mana kemudian dilakukan apa oleh siapa sudah kelihatan semuanya jadi," ujar Jokowi di sela kunjungan kerja di Riau, Jumat (21/2).

Baca Juga: Wah, ternyata kebakaran sabana mendukung pelestarian tanaman

Jokowi bilang kalau titik api sudah banyak, pemadaman akan jauh lebih sulit. Pencegahan memang diupayakan dalam mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Saya kira memang yang paling penting pencegahan. Selesaikan satu api atau padamkan," terang Jokowi.

Sebelumnya Jokowi melakukan peninjauan posko untuk penanganan karhutla di Provinsi Riau. Jokowi melihat sejumlah informasi terkait karhutla di Riau.

Dalam pemaparannya, Kapolda Riau Irjen Setya Imam Effendi menjelaskan bahwa dashboard tersebut adalah sistem yang dibangun untuk menangani karhutla secara terukur, terstruktur, dan efisien. Sistem ini menggunakan empat teknologi satelit sebagai alat pengindera untuk mendeteksi titik api, yaitu Noah, Aqua, Terra, dan satelit dari Lapan.

"Dari pemantauan kami dari tanggal 1 Januari sampai sekarang itu ada 786 titik panas (hot spot). Kami sudah menggunakan dashboard untuk menanganinya. Hasil verifikasi kami di lapangan dengan mendatangi langsung titik api di koordinat sebagaimana informasi dari satelit itu, hanya 455 titik api. Alhamdulillah sampai hari ini sudah bisa kita padamkan dan kita akan terus memanfaatkan ini untuk proses pemadamannya," papar Setya.

Baca Juga: KLHK: Kasus karhutla 2019, 92 lokasi disegel, dan 7 jadi tersangka korporasi

Tak hanya bisa memantau titik api, dashboard tersebut juga berisi beragam informasi mengenai lahan gambut, perkiraan cuaca, arah angin, kepemilikan lahan, anggota yang online maupun offline, sekolah, embung, kanal, sekat kanal, Polsek, Polres, lahan perusahaan, hingga helipad yang paling dekat lokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×