kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani: Yunani picu ketidakpastian ekonomi


Senin, 20 Februari 2017 / 13:21 WIB
Sri Mulyani: Yunani picu ketidakpastian ekonomi


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ketidakpastian kondisi global masih akan membayangi ekonomi dunia, termasuk Indonesia pada tahun ini. Tak hanya rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) dan arah kebijakan AS, kondisi ekonomi Yunani pun menjadi salah satu pemicunya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, saat ini, rasio utang Yunani saat ini medekati 200% dari produk domesti brutonya (PDB). Tak hanya itu, defisit anggaran Yunani juga telah mencapai 4,2% dari PDB.

"Kalau kita sudah lihat Brexit, dulu pernah disebutkan Grexit (Greek Exit) karena tidak mungkin Yunani akan tetap di Uni Eropa dengan defisit lebih dari 3%," kata Sri Mulyani saat paparan dalam acara seminar di Gedung DPR, Senin (21/2).

Lebih lanjut menurutnya, hal ini akan menjadi topik pembicaraan di tingkat global dalam dua hingga tiga bulan ke depan. Kondisi tersebut juga akan menjadi lebih rumit lantaran Jerman, Perancis, dan Belanda yang selama ini menjadi penyelamat Yunani, tengah menghadapi masa-masa pemilihan umum (pemilu).

"Ini akan jadi ketidakpastian hingga sekitar Juni-Juli yang akan datang," tambahnya.

Meski masih ada ketidakpastian global, ekonomi Indonesia kata Sri Mulyani tidak dalam kondisi yang buruk. Sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa berada di sekitar 5%-6% sejak tahun 2010, pasca krisis lalu.

"Ini jadi salah satu yang bisa dianggap sebagai bekal untuk sikapi kondisi environment dunia ini dan bagaimana instrumen pemerintah untuk didesain guna mengurangi ketidakpastian global dan di saat yang sama memperkuat ekonomi di dalam negeri," tambah Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×