kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani tegaskan stabilitas sistem kuangan di kuartal I 2021 normal


Senin, 03 Mei 2021 / 17:15 WIB
Sri Mulyani tegaskan stabilitas sistem kuangan di kuartal I 2021 normal
ILUSTRASI. Sri Mulyani tegaskan stabilitas sistem kuangan di kuartal I 2021 normal


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi stabilitas sistem keuangan (SSK) pada kuartal I-2021 berada dalam kondisi normal di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlanjut.  

Menteri Keuangan mengatakan berasama dengan Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Kominte Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)akan terus memperkuat sinergi guna menjaga Stabilitas Sistem Keuangan dan momentum pemulihan ekonomi dalam Rapat Berkala KSSK II tahun 2021 pada Jumat (30/4) melalui konferensi video.  

Sri Mulyani mengatakan membaiknya prospek pemulihan ekonomi global dibayangi oleh meningkatnya kembali kasus Covid-19. Tren penguatan kinerja perekonomian global berlanjut di awal tahun 2021, tercermin dengan menguatnya Purchasing Managers’ Index (PMI) serta meningkatnya pertumbuhan volume perdagangan global dan harga komoditas. 

Sementara progres pelaksanaan vaksinasi global, khususnya di sejumlah negara maju juga mendorong optimisme pemulihan ekonomi yang lebih cepat. World Economic Outlook (WEO) IMF bulan April 2021 merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan global 2021 dari 5,5% menjadi 6,0%. Namun demikian, optimisme tersebut juga dibayangi dengan melonjaknya kembali kasus Covid-19 global.

Baca Juga: LPS bukukan total aset Rp 140,16 triliun dan surplus Rp 19,36 triliun pada 2020

Arah pemulihan ekonomi domestik terlihat sejalan dengan menurunnya kasus Covid-19 yang didukung oleh perkembangan program vaksinasi. Hingga Maret 2021, sejumlah indikator dini ekonomi menunjukkan arah perbaikan. 

Data PMI yang telah berada pada zona ekspansi terus melanjutkan tren penguatan, sementara kinerja ekspor terus membaik, inflasi terkendali pada level yang relatif rendah, sedangkan cadangan devisa mencapai US$ 137,1 miliar atau setara dengan 10,1 bulan impor. Progres vaksinasi juga berjalan cukup baik, dengan jumlah dosis vaksin yang diberikan mencapai 20 juta per 30 April 2021.

Momentum penguatan kinerja ekonomi domestik terutama ditopang oleh berlanjutnya kebijakan fiskal countercyclical dalam APBN 2021. Defisit APBN 2021 direncanakan pada level 5,70% PDB. Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berlanjut di tahun 2021 dengan anggaran yang lebih besar mencapai Rp 699,43 triliun dan penyempurnaan desain implementasi sejumlah program agar berjalan lebih cepat dan efektif dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi. 

“Fokus utama tentu saja tetap pada penanganan kesehatan, termasuk untuk mendukung program vaksinasi. Selain itu, penguatan reformasi struktural juga dilakukan untuk mendorong pertumbuhan potensial jangka panjang yang berkelanjutan dan berdaya tahan,” ujar Sri Mulyani saat Konferensi Pers SSK, Senin (3/5).

Baca Juga: Begini deretan strategi Bank Indonesia dalam mendukung perekonomian Indonesia

Adapun dari sisi fiskal, peran sentral APBN dalam mendorong pemulihan ekonomi tercermin dari kinerja APBN 2021.

Realisasi belanja negara pada Q1 2021 tercatat tumbuh 15,61% year on year (yoy), terutama didorong oleh kenaikan belanja barang untuk pelaksanaan vaksinasi dan bantuan pelaku usaha, belanja modal untuk infrastruktur dasar dan infrastruktur konektivitas, serta bantuan sosial dalam rangka program PEN.

Sementara itu, kinerja pendapatan negara tetap terjaga, tumbuh positif 0,64% yoy. Defisit APBN tercatat sebesar Rp144,2 triliun atau 0,82% terhadap PDB. Sinergi dan koordinasi yang kuat antarlembaga di KSSK menjadi kunci dalam menjaga SSK sekaligus mendorong akselerasi pemulihan ekonomi nasional. 

“Langkah-langkah kebijakan yang terkoordinasi dengan baik diharapkan dapat efektif menjaga SSK.  Selain itu, koordinasi yang kuat dalam hal monitoring dan evaluasi terhadap implementasi Paket Kebijakan Terpadu KSSK yang telah luncurkan pada awal Februari 2021 akan terus dilakukan guna menjamin efektivitas dalam mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ujar Menkeu.

Selanjutnya: Perry Warjiiyo sentil bank-bank swasta untuk turunkan suku bunga kredit


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×